pengertian dan contoh bentuk benda kubistis, silindris, dan bebas


1. bentuk benda kubistis
Benda kubistis adalah benda-benda yang bentuknya
menyerupai bangun kubus (balok). Misalnya, meja,
kursi, lemari, bak sampah, kotak pensil, kulkas, dan
sebagainya.
2.  bentuk benda silindris
Benda silindris adalah benda-benda yang bentuknya
menyerupai silinder (elips). Misalnya, botol, gelas,
piring, mangkuk, teko, dan sebagainya.
3. bentuk benda bebas
Benda yang memiliki bentuk bebas adalah benda-
benda yang bentuknya tidak beraturan. Misalnya, buahbuahan,
pepohonan,
batu-batuan, dan benda-benda
alam
lainnya.

contoh persilangan dihibrid



 Persilangan antara dua individu dengan dua sifat beda disebut
juga persilangan dihibrid. Pada persilangan tersebut Mendel
menyilangkan tanaman ercis dengan biji yang mempunyai dua sifat
beda, yaitu bentuk dan warna biji. Kedua sifat beda tersebut
ditentukan oleh gen-gen sebagai berikut.
B = gen yang menentukan biji bulat.
b = gen yang menentukan biji keriput.
K = gen yang menentukan biji berwarna kuning.
k = gen yang menentukan biji berwarna hijau.
    Jika tanaman kapri yang berbiji bulat kuning (BBKK)
disilangkan dengan kapri yang berbiji keriput hijau (bbkk), semua
tanaman F1  berbiji bulat kuning. Jika tanaman F1 dibiarkan mengadakan
penyerbukan sendiri, F2 memperlihatkan 16 kombinasi yang
terdiri atas empat macam fenotipe, yaitu tanaman berbiji bulat
kuning, bulat hijau, keriput kuning, dan keriput hijau. Dalam
percobaan ini Mendel mendapatkan 315 tananman berbiji bulat
kuning, 100 tanaman berbiji bulat hijau, 101 tanaman berbiji keriput
kuning, dan 32 tanaman keriput hijau. Angka-angka tersebut menujukkan
suatu perbandingan fenotipe
yang mendekati 9 : 3 : 3 : 1.
     Pada saat pembentukan gamet (pembelahan meiosis) anggota
dari sepasang gen memisah secara bebas (tidak saling memengaruhi).
Oleh karena itu, pada persilangan dihibrid tersebut terjadi
empat
macam pengelompokan dari dua pasang gen, yaitu:
a. gen B mengelompok dengan gen K, terdapat dalam gamet BK;
b. gen B mengelompok dengan gen k, terdapat dalam gamet Bk;
c. gen b mengelompok dengan gen K, terdapat dalam gamet bK;
d. gen b mengelompok dengan gen k, terdapat dalam gamet bk;
Prinsip tersebut di atas dirumuskan sebagai Hukum Mendel
II (Hukum Pengelompokkan Gen secara Bebas) yang menyatakan
bahwa:
a. setiap gen dapat berpasangan secara bebas dengan gen lain
membentuk alela,
b. keturunan pertama menunjukkan sifat fenotipe dominan,
c. keturunan kedua menunjukkan fenotipe dominan dan resesif de-
ngan perbandingan tertentu, misalnya pada persilangan monohibrid
3 : 1 dan pada persilangan dihibrid 9 : 3 : 3 : 1.
     Untuk memperjelas pemahamanmu tentang persilangan
dihibrid, perhatikan bagan persilangan antara kapri (ercis) biji bulat
warna kuning dengan kapri biji keriput warna hijau yang menghasilkan
F1 berupa kapri berbiji bulat warna kuning.


contoh persilangan monohibrid intermediet



Contoh persilangan monohibrid dominan tak penuh adalah
persilangan antara tanaman bunga pukul empat berbunga merah
dengan tanaman bunga pukul empat berbunga putih. Mendel
menyilangkan tanaman bunga pukul empat berbunga merah (MM)
dengan putih (mm) menghasilkan individu F1 yang seragam, yaitu
satu macam genotipe (Mm) dan satu macam fenotipe (berbunga
merah muda). Pada individu Fdihasilkan tiga macam genotipe
dengan perbandingan 25% MM : 50% Mm : 25% mm atau 1 : 2 : 1
dan 3 macam fenotipe dengan perbandingan 25% berbunga merah :
50% berbunga merah muda : 25% berbunga putih atau merah :
merah muda : putih = 1 : 2 : 1. Pada individu F2 ini yang berfenotipe
merah dan putih selalu homozigot, yaitu MM dan mm.
Persilangan antara tanaman bunga pukul empat berbunga
merah dominan dengan bunga pukal empat berbunga putih resesif
dapat dibuat bagan sebagai berikut.



Perbandingan genotipe F
=  MM : Mm : mm
=  1 : 2 : 1
Perbandingan fenotipe F
=  Merah : Merah muda : Putih
=  1 : 2 : 1



contoh persilangan monohibrid



     Persilangan antara dua individu dengan satu sifat beda
disebut persilangan monohibrid. Dominasi dapat terjadi secara
penuh atau tidak penuh (kodominan). Masing-masing dominasi ini
menghasilkan bentuk keturunan pertama (F1) yang berbeda.
     Persilangan monohibrid akan menghasilkan individu F1 yang
seragam, apabila salah satu induk mempunyai sifat dominan penuh dan induk yang lain bersifat resesif. Apabila dilanjutkan dengan menyilangkan individu sesama F1, akan menghasilkan keturunan(individu F2) dengan tiga macam genotipe dan dua macam fenotipe.
     Sebaliknya, apabila salah satu induknya mempunyai sifat dominan tak penuh (intermediate), maka persilangan individu sesama F1 akan menghasilkan tiga macam genotipe dan tiga macam
fenotipe. Contoh persilangan monohibrid dominan penuh terjadi
pada persilangan antara kacang ercis berbunga merah dengan
kacang ercis berbunga putih.
     Mendel menyilangkan kacang ercis berbunga merah (MM)
dengan kacang ercis berbunga putih (mm) dan  dihasilkan individu
F1  yang seragam, yaitu satu macam genotipe (Mm) dan satu
macam fenotipe (berbunga merah). Pada waktu F2, dihasilkan tiga
macam genotipe dengan perbandingan 25% MM: 50% Mm : 25%
Mm atau 1 : 2 : 1 dan dua macam fenotipe dengan perbandingan
75% berbunga merah : 25% berbunga putih atau merah : putih =
 3 : 1. Pada individu F2 ini, yang berfenotipe merah dapat dibedakan
menjadi dua kelompok, yaitu 2/3 bergenotipe heterozigot (Mm) dan
1/3 homozigot dominan (MM).
    Persilangan antara kacang ercis berbunga merah dominan
dengan kacang ercis berwarna putih resesif dapat dibuat bagan
sebagai berikut.

Bentuk-Bentuk, Tujuan, dan Pengertian Kerja Sama Ekonomi Internasional


Bentuk-Bentuk, Tujuan, dan Pengertian Kerja Sama Ekonomi Internasional
1. Pengertian Kerja Sama Ekonomi Internasional
Untuk memenuhi semua kebutuhannya, suatu negara perlu bekerja sama
dengan negara lain atau perlu kerja sama ekonomi internasional.
Suatu negara di dunia, walaupun
sudah modern, wilayahnya luas, dan
sumber daya alamnya melimpah, tidak
akan pernah mampu hidup mandiri
tanpa berhubungan dengan negara lain.
Dewasa ini dengan semakin modern
kebudayaan umat manusia di suatu
negara, justru semakin tinggi tingkat
kebergantungannya terhadap negara lain.
Apakah kerja sama ekonomi internasional
itu?
Kerja sama ekonomi
internasional adalah suatu kerja sama
dalam bidang ekonomi yang dilakukan
oleh suatu negara dengan negara lain.
Kerja sama tersebut dapat terjadi hanya
melibatkan dua negara saja maupun lebih.

2. Tujuan Kerja Sama Ekonomi Internasional
Kerja sama ekonomi internasional dapat berjalan dengan harmonis apabila tiap
negara yang terlibat dapat menikmati keuntungannya. Selain itu, kerja sama tersebut
juga harus didasari rasa ingin membantu negara lain. Mereka yang terlibat dalam
kerja sama ekonomi internasional harus memahami tujuan diadakannya kerja sama
tersebut.
Secara rinci, kerja sama ekonomi internasional bertujuan sebagai berikut.
a. Mencukupi Kebutuhan dalam Negeri
Tidak ada negara yang memiliki
semua barang dan jasa untuk memenuhi
kebutuhan warga negaranya. Bagi negara
yang memiliki kelebihan suatu produk
tertentu dapat menjual ke negara lain
sehingga semua negara dapat memperoleh
barang yang dibutuhkan.
b. Meningkatkan Produktivitas
dalam Negeri
Dengan melakukan kerja sama
ekonomi dengan negara lain, suatu negara
bisa memperoleh bahan produksi yang
belum dimiliki. Sumber-sumber
produksi yang tidak terdapat di dalam
negeri bisa diimpor dari luar negeri.
Dengan demikian, produksi di dalam negeri menjadi lebih lancar sehingga
produktivitasnya meningkat.
c. Memperluas Lapangan Kerja
Kerja sama ekonomi internasional membuat ketercukupan sumber-sumber
produksi yang semula tidak dimiliki oleh suatu negara. Oleh karena ketercukupan
sumber-sumber produksi maka proses produksi bisa berjalan. Hal ini dapat
menciptakan lapangan kerja.
d. Meningkatkan Pendapatan Negara melalui Ekspor
Ekspor dilakukan apabila harga di luar negeri lebih tinggi daripada di dalam
negeri. Oleh karena itu, ekspor dapat meningkatkan pendapatan karena perolehan
penjualan meningkat.
e. Memperkuat Rasa Persahabatan
Dengan melakukan kerja sama ekonomi internasional, jalinan persahabatan
negara-negara yang terlibat menjadi semakin baik. Hal ini karena adanya kesadaran
bahwa mereka saling membutuhkan.

3. Bentuk-Bentuk Kerja Sama Ekonomi Internasional
Banyak negara yang melakukan kerja sama ekonomi internasional karena
menyadari bahwa kerja sama ekonomi internasional memberikan manfaat. Kerja
sama ini dapat dilakukan antara negara maju dengan negara berkembang, atau antara
sesama negara maju. Kerja sama antara negara maju dengan negara berkembang
diwujudkan dalam bentuk tukar-menukar barang mentah dengan barang jadi, atau
pertukaran barang mentah dengan modal dan tenaga ahli. Sedangkan kerja sama
antara sesama negara maju diwujudkan dalam bentuk pertukaran tenaga ahli serta
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
Dilihat dari letak geografisnya, kerja sama ekonomi internasional dapat dibedakan
menjadi tiga sebagai berikut:
a. Kerja sama ekonomi internasional, yaitu kerja sama di bidang ekonomi yang
dilakukan oleh banyak negara di dunia.
b. Kerja sama ekonomi regional, yaitu kerja sama ekonomi yang dilakukan oleh
negara-negara yang berada dalam suatu kawasan tertentu.
c. Kerja sama ekonomi antarregional, yaitu kerja sama ekonomi yang dilakukan
oleh negara-negara yang berada dalam satu kawasan dengan negara-negara yang
berada di kawasan yang lain.
Berdasarkan banyaknya negara peserta, kerja sama ekonomi internasional dapat
dibedakan menjadi dua sebagai berikut.
a. Kerja sama ekonomi bilateral, yaitu kerja sama ekonomi yang dilakukan oleh
dua negara.
b. Kerja sama ekonomi multilateral, yaitu kerja sama ekonomi yang dilakukan oleh
lebih dari dua negara.

Organisasi Kerja Sama Ekonomi Regional dan Internasional


a.  Association of South East Asian Nation (ASEAN)
ASEAN dibentuk pada tanggal
8 Agustus 1967 di Bangkok, Thailand,
dengan Deklarasi Bangkok. Pendiriannya
diprakarsai oleh lima negara yaitu Adam
Malik dari Indonesia, Tun Abdul Razak
dari Malaysia, Thanat Khoman dari
Thailand, Narsico Ramos dari Filipina, dan
S. Rajaratnam dari Singapura. Saat ini
anggota ASEAN sebanyak 10 negara di
kawasan Asia Tenggara, yaitu: Indonesia,
Malaysia, Thailand, Filipina, Singapura,
Brunai Darussalam, Kamboja, Laos,
Myanmar, dan Vietnam.
Tujuan ASEAN adalah mewujudkan kerja sama di bidang ekonomi, sosial,
kebudayaan, dan pendidikan pada negara anggotanya, di antaranya sebagai berikut:
1. Mempercepat pertumbuhan ekonomi dan  kemajuan sosial budaya di kawasan
Asia Tenggara.
2. Menciptakan keamanan dan perdamaian di kawasan Asia Tenggara.
3. Membantu memecahkan permasalahan yang terjadi di kawasan Asia Tenggara.
4. Meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi di kawasan Asia Tenggara.
Untuk menjalankan tugasnya, ASEAN membentuk komite sebagai berikut:
1. Komite Bahan Makanan, Pertanian, dan Kehutanan (Committee on Food Agri-
cultural and Forest, disingkat CFAF) yang berkedudukan di Indonesia.
2. Komite Perdagangan dan Pariwisata  (Committee on Trade and Tourism, disingkat
COTT) yang berkedudukan di Singapura.
3. Komite Keuangan dan Perbankan (Committee on  Finance and Banking, disingkat
COFB) yang berkedudukan di Thailand.
4. Komite Industri, Perdagangan, dan Energi (Committee on  Industry, Mining and
Energy, disingkat COIME) yang berkedudukan di Philipina.
5. Komite Transportasi dan Komunikasi (Committee on  Transportation and Com-
munication, disingkat COTAC) yang berkedudukan di Malaysia.
6. Komite Kebudayaan dan Informasi (Committee on Cultural and Information).
b. European Economic Community (EEC)
EEC lebih dikenal dengan istilah (Masyarakat Ekonomi Eropa), disingkat MEE.
MEE merupakan organisasi negara-negara Eropa yang didirikan pada tanggal 1 Januari
1958 berdasarkan Perjanjian Roma, Italia. Adapun negara-negara yang menjadi
anggota MEE adalah:
1. Belanda  2. Belgia  3. Denmark 4. Inggris 5. Irlandia 6. Jerman
7. Luxemburg 8. Prancis 9. Yunani 10. Italia
Tujuan EEC atau MEE adalah menyusun politik
perdagangan bersama dan mendirikan daerah
perdagangan bebas antarnegara anggota Eropa Barat.
MEE juga menjalin kerja sama di bidang per-
dagangan dengan negara-negara ASEAN.
Tujuan EEC atau MEE adalah menyusun politik
perdagangan bersama dan mendirikan daerah
perdagangan bebas antarnegara anggota Eropa Barat.
MEE juga menjalin kerja sama di bidang per-
dagangan dengan negara-negara ASEAN.
c. Asean Free Trade Area (AFTA)
AFTA dibentuk pada waktu Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke IV di
Singapura tahun 1992. Organisasi perdagangan bebas kawasan ASEAN ini sepakat
untuk menurunkan tarif dan menghapus hambatan nontarif dalam perdagangan
yang dimulai tahun 2002.
AFTA bertujuan meningkatkan daya saing ekonomi negara-negara ASEAN
dengan menjadikan ASEAN sebagai basis produksi pasar dunia, untuk menarik
investasi dan meningkatkan perdagangan antaranggota ASEAN.
d.  Asian Pasific Economic Cooperation (APEC)
APEC dibentuk di Canbera, Australia pada tahun 1989. APEC merupakan kerja
sama ekonomi negara-negara di kawasan Asia Pasifik. Saat ini jumlah anggota  APEC
sudah mencapai 21 negara yang di antaranya sebagai berikut.
1. Dari Benua Amerika adalah: Amerika
Serikat, Kanada, Meksiko, dan Chili.
2. Dari Benua Asia adalah: China,
Jepang, Korea Selatan, Hongkong,
Taiwan, dan Rusia.
3. Dari Benua Australia adalah: Australia,
Selandia Baru, dan Papua Nugini.
4. Dari ASEAN adalah: Indonesia, Malaysia,
Thailand, Singapura, Filipina,Brunei Darussalam, dan Vietnam.
Tujuan APEC adalah membentuk
kerja sama perdagangan, investasi,
pariwisata, dan peningkatan sumber daya manusia yang saling menguntungkan.
APEC ingin membentuk perdagangan bebas di kawasan Asia Pa
e. Organization Petrolium Exporting Countries (OPEC)
OPEC didirikan di Caracas, Venezuela oleh lima negara
pengekspor minyak yaitu Saudi Arabia, Kuwait, Iran, Irak, dan
Venezuela tahun 1960. Saat ini OPEC beranggotakan 13 negara,
yaitu 5 negara pendiri dan lainnya adalah: Libya, Indonesia,
Nigeria, Aljazair, Gabon, Uni Emirat Arab, Qatar, dan Ecuador.
OPEC mempunyai tujuan sebagai berikut.
1. Memenuhi kebutuhan minyak dunia dengan saling
menguntungkan.
2. Mengatur pemasaran minyak sehingga tidak terjadi perang
harga di antara sesama negara penghasil minyak.
3. Menentukan jumlah produksi minyak dunia.
Selain organisasi kerja sama ekonomi regional juga terdapat organisasi kerja sama
ekonomi yang bersifat internasional. Kerja sama ekonomi internasional merupakan
kerja sama ekonomi antarnegara dalam suatu lembaga, baik lembaga internasional di
bawah PBB maupun lembaga internasional di luar PBB. Organisasi kerja sama ekonomi
internasional ini adalah menyelesaikan masalah-masalah internasional, khususnya di
bidang ekonomi, dan menentukan langkah yang saling menguntungkan. Contohnya,
penetapan tarif bea masuk, harga,  dan jumlah produksi.
Berikut ini beberapa contoh kerja sama ekonomi internasional di bawah naungan
PBB.
a. (International Monetary Fund (IMF)  atau Lembaga Moneter
Internasional. IMF berdiri tanggal 27 September 1945, dan
tujuan utamanya membantu negara-negara yang
mengalami defisit neraca pembayaran. Secara lebih luas,
tujuan IMF sebagai berikut.
1) Memperluas perdagangan internasional kesempatan kerja
serta meningkatkan pendapatan riil negara-negara anggota.
2) Memperluas kerja sama di bidang moneter anggotanya.
3) Mewujudkan stabilitas kurs valuta asing negara anggota.
4) Mewujudkan sistem pembayaran internasional yang
mudah.
b. Food Agriculture Organization (FAO) atau Organisasi
Pangan dan Pertanian. FAO didirikan pada tanggal
16 Oktober 1945 dan berkedudukan di Roma, Italia. FAO
mempunyai tujuan ingin meningkatkan kuantitas dan
kualitas persediaan pangan dunia.
c. International Labor Organization (ILO) atau organisasi
perburuhan internasional. ILO didirikan pada tanggal
11 April 1919 dan berkedudukan di Jeneva, Swiss. ILO
bertujuan untuk memperjuangkan keadilan dan perbaikan
nasib buruh beserta keluarganya.
d. International Bank for Reconstruction and Development
(IBRD)
IBRD atau sering disebut Bank Dunia berdiri tanggal 27 Desember 1945 di
Washington DC. Indonesia ikut menjadi anggota Bank Dunia pada tahun 1954.
Bank Dunia dibentuk untuk memberikan kredit jangka panjang kepada negara
yang sedang berkembang.
e. United Nations Industrial Development Organization (UNIDO) atau organisasi
pembangunan industri PBB. UNIDO didirikan pada tanggal 24 Juli 1967 dan
berkedudukan di Wina, Austria. UNIDO bertujuan untuk memajukan industri
di negara berkembang.
f. General Agreement on Tariffs and Trade (GATT)
GATT didirikan  pada tahun1948 di Jeneva. GATT merupakan perjanjian umum
tentang tarif dan perdagangan. GATT bertujuan menghilangkan hambatan di bidang
perdagangan, dan menghendaki terwujudnya perdagangan bebas di seluruh dunia.
GATT diubah menjadi WTO (World Trade Organization). Tugas dan fungsi WTO
adalah menyelenggarakan dan mengawasi pelaksanaan perdagangan bebas dunia
yang akan mulai diberlakukan di seluruh dunia tahun 2020.

latar belakang, sejarah, tujuan, pelaksanaan KTT dan peranan Indonesia dalam Gerakan Non Blok GNB


latar belakang, sejarah, tujuan, pelaksanaan KTT dan peranan Indonesia dalam Gerakan Non Blok GNB
1. Latar Belakang Berdirinya GNB
Gerakan Non Blok (non-aligned) merupakan organisasi negara-negara yang tidak
meminak Blok Barat maupun Blok Timur. Berdirinya Gerakan Non Blok di latar
belakangi oleh hal-hal sebagai berikut.
(1) Diilhami Konferensi Asia-Afrika di Bandung (1955) di mana negara-negara yang
pernah dijajah perlu menggalang solidaritas untuk melenyapkan segala bentuk
kolonialisme
(2) Adanya krisis Kuba pada tahun 1961 di mana Uni Soviet membangun pangkalan
peluru kendali secara besar-besaran di Kuba hal ini mengakibatkan Amerika
Serikat merasa terancam sehingga suasana menjadi tegang. Ketegangan antara
Blok Barat dn Blok Timur ini mendorong terbentuknya GNB.
Adapun berdirinya Gerakan Non
Blok diprakarsai oleh:
(a) Presiden Soekarno dari Indonesia,
(b) Presiden Gamal Abdul Nasser dari
Republik Persatuan Arab-Mesir,
(c) Perdana Menteri Pandith Jawa-
harlal Nehru dari India,
(d) Presiden Josep Broz Tito dari Yugo-
slavia, dan
(e) Presiden Kwame Nkrumah dari
Ghana.

2. Tujuan Gerakan Non Blok
Gerakan Non Blok bertujuan meredakan ketegangan dunia sebagai akibat
pertentangan antara Blok Barat dan Blok Timur.

3. Pelaksanaan KTT Gerakan Non Blok
a. KTT I GNB (1 – 6 September 1961) di Beograd, Yugoslavia, Pelaksanaan KTT I
GNB ini didorong oleh adanya krisis Kuba. Konferensi ini dihadiri oleh 25 negara
dan menghasilkan Deklarasi Beograd  yang intinya  menyerukan untuk
menghentikan perang dingin dan mendamaikan antara Amerika Serikat dan
Uni Soviet.
Keputusan KTT I GNB ini melalui Presiden Soekarno dan Presiden Medibo
Keita (dari Mali) disampaikan kepada Presiden F.Kennedy (Presiden Amerika
Serikat). Sedangkan PM Nehru (India) dan presiden Kwame Nkrumah (Ghana)
menyampaikan kepada PM. Kruschev (Perdana Menteri Uni Soviet).
b. KTT II GNB (5 – 10 Oktober 1964) di Kairo, Mesir. Pada KTT II GNB ini diikuti
oleh 47 Negara peserta serta 10 peninjau lainnya antara lain Sekretaris Jendral
Organisasi Persatuan Afrika dan Liga Arab. Masalah perkembangan dan
kerjasama ekonomi juga mendapat perhatian pada KTT II GNB ini.
c. KTT III GNB (8 – 10 September 1970) di Lusaka, Zambia. Negara peserta yang
hadir ada 53 negara. Hasil terpenting KTT kali ini adalah perlunya upaya
meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran negara berkembang.
d. KTT IV GNB (5 – 9 September 1973) di Algiers, Aljazair. KTT IV GNB ini
membahas tentang peningkatan kerjasama dan saling pengertian antara negaranegara
yang sedang berkembang serta berusaha meredakan ketegangan di Timur
Tengah
pergolakan di Rhodesia, dan bagian – bagian Afrika
lainnya.
e. KTT V GNB (16 – 19 September 1976) di Kolombo, Srilangka pada KTT V GNB
ini membahas tentang penyelamatan dunia dari ancaman perang nuklir dan
berusaha memajukan negara – negara Non Blok.
f. KTT VI GNB (3 – 9 September 1979) di Havana, Kuba. KTT bertujuan
memperjuangkan bantuan ekonomi bagi negara-negara Non Blok dan
menggiatkan peran PBB dalam tata ekonomi dunia baru.
g. KTT VII GNB (7 – 12 Maret 1983) di New Delhi, India. KTT menghasilkan
seruan dilaksanakannya demokrasi tata ekonomi yakni dihapuskannya
proteksionisme oleh negara maju.
h. KTT VIII GNB (1 – 6 September 1986) di Harane, Zimbabue. KTT kali ini
menghasilkan seruan dihapuskannya politik Apartheid di Afrika Selatan serta
membahas sengketa Irak-Iran.
i. KTT IX GNB (4 – 7 September 1989) di Beograd, Yugoslavia. KTT yang dihadiri
oleh 102 negara ini berhasil membahas kerja sama Selatan – Selatan ( antar
negara  berkembang ).
j. KTT X GNB (1 – 6 September 1992) di Jakarta, Indonesia. KTT yang dihadiri
oleh 108 negara ini berhasil merumuskan “Pesan Jakarta” (Jakarta Message) antara
lain berusaha menggalang kerja sama Selatan-Selatan dan Utara-Selatan.
k. KTT XI GNB (16 – 22 Oktober 1995) di Cartagena, Kolombia. KTT ini dihadiri
oleh 113 Negara yang bertujuan memperjuangkan restrukturisasi dan
demokratisasi di PBB.
l. KTT XII GNB (1 – 6 September 1998) di Durban, Afrika Selatan. KTT XI GNB
ini dihadiri oleh 113 negara, bertujuan memperjuangkan demokratisasi dalam
hubungan internasional.
m. KTT XIII GNB (Februari 2003) di Kuala Lumpur, Malaysia.
n. KTT XIV GNB (2006) di Havana, Kuba.

4. Pengaruh dari Gerakan Non Blok
Gerakan Non Blok mempunyai pengaruh yang besar di antaranya sebagai berikut.
a. Pernyataan dari kedua negara adikuasa (Amerika Serikat dan Uni Asoviet) untuk
mengurangi senjata-senjata nuklirnya.
b. Gencatan senjata antara Irak dan Iran.
c. Usaha penyelesaian sengketa di Kamboja secara damai.
d. Penarikan pasukan Uni Soviet dari Afganistan.
e. Meningkatkan hubungan kerja sama di bidang ekonomi antar anggota Gerakan
Non Blok dan dengan negara- negara maju di luar Gerakan Non Blok.

5. Peranan Indonesia dalam Gerakan Non Blok
Indonesia ikut memegang peranan penting dalam Gerakan Non Blok, yakni
sebagai berikut.
a. Ikut memprakarsai berdirinya Gerakan Non Blok dengan menandatangani
Deklarasi Beograd sebagai hasil Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan Non Blok I
pada tanggal 1-6 September 1961.
b.  Indonesia sebagai tempat penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan
Non Blok X yang berlangsung pada tanggal 1-6 September 1992 di Jakarta.

latar belakang, konferensi tingkat tinggi KTT, sejarah, dan tujuan berdirinya ASEAN


latar belakang, konferensi tingkat tinggi ktt, sejarah, dan tujuan berdirinya ASEAN
1. Latar Belakang Terbentuknya ASEAN
ASEAN (Association of South East Asia Nations), atau Perhimpunan Bangsa –
Bangsa Asia Tenggara (PERBARA), merupakan organisasi  kerja sama regional negara-
negara Asia Tenggara di bidang ekonomi, sosial, dan kebudayaan. Meskipun organisasi
ini bertekad mewujudkan stabilitas dan keamanan kawasan Asia Tenggara dari
pengaruh asing, tetapi bukan merupakan organisasi politik. Hal ini dapat dilihat
dari latar belakang berdirinya ASEAN
Berdirinya ASEAN didorong oleh beberapa faktor di antaranya sebagai berikut.
a. Faktor Intern (dari dalam), yakni setelah berakhirnya Perang Dunia II lahirlah negara-
negara baru di Asia Tenggara. Munculnya negara-negara baru ini pada umumnya
banyak memiliki persamaan masalah, oleh karena itu perlu sikap dan tindakan
bersama untuk mewujudkan stabilitas dan keamanan kawasan ini melalui ASEAN.
b. Faktor Ekstern (dari luar), yakni akibat krisis Indocina yang ditimbulkan oleh
gerakan komunis yang berusaha menguasai seluruh Vietnam, Laos dan Kamboja
(Kampuchea) sebagai negara komunis, maka negara-negara tetangga di kawasan
ini merasa khawatir dan bersepakat menghadapi ancaman ini dengan
membentuk ASEAN.

2. Sejarah Berdirinya ASEAN
Di Asia Tenggara ada dua organisasi yang membawa pada pembentukan.
Pertama, Association of Southeast Asia (ASA) yang dibentuk  berdasarkan Deklarasi
Bangkok tahun 1961 antara Malaysia, Muang Thai, dan Filipina. Kedua,
MAPHILINDO yang dibentuk pada tahun 1963, merupakan musyawarah antara
negara-negara Malaysia, Filipina, dan Indonesia. Karena adanya “Krisis Federasi
Malayasia” yang kurang memuaskan Indonesia dan Malaysia, maka diawali dengan
ajakan Thanat Khoman dari Birma kepada Tun Abdul Razak dari Malaysia maupun
Adam Malik dari Indonesia pada bulan Mei 1967 maka terbentuklah Deklarasi
ASEAN.
Deklarasi ASEAN ditandatangani
pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok
(Deklarasi Bangkok) oleh lima utusan
dari 5 negara di kawasan Asia Tenggara.
Ke lima tokoh yang menandatangani
Deklarasi Bangkok adalah :
1) Adam Malik (Menteri Luar Negeri
Indonesia);
2) Tun Abdul Razak (Wakil Perdana
Menteri Malaysia);
3) S. Rajaratnam (Menteri Luar Negeri
Singapura);
4) Narsisco Ramos (Menteri Luar Negeri Filipina); dan
5) Thanat Khoman (Menteri Luar Negeri Muang Thai).
Kelima negara di atas merupakan anggota ASEAN pada
awal berdirinya. Selanjutnya dalam perkembangannya
sampai sekarang ini anggota ASEAN sudah bertambah 5
negara, yakni :
1) Brunei Darussalam (tanggal 7 Januari 1984),
2) Vietnam (28 Juni 1995),
3) Laos (23 Juli 1997),
4) Myanmar (23 Juli 1997), dan
5) Kampuchea (16 Desember 1998).

3. Tujuan ASEAN
Maksud dan tujuan ASEAN seperti yang tercantum dalam Deklarasi Bangkok
8 Agustus 1967 adalah sebagai berikut.
(1) Mempercepat pertumbuhan ekonomi,
kemajuan sosial serta pengembangan kebudayaan di kawasan Asia Tenggara.
(2) Meningkatkan perdamaian dan
stabilitas regional.
(3) Meningkatkan kerja sama yang aktif
serta saling membantu satu sama
lain dalam masalah ekonomi, sosial,
budaya, teknik, ilmu pengetahuan
dan administrasi.
(4) Saling memberikan bantuan dalam
bentuk sarana- sarana latihan dan
penelitian dalam bidang-bidang
pendidikan, professional, teknik dan
administrasi.
(5) Bekerja sama dengan lebih efektif dalam meningkatkan penggunaan pertanian
serta industri, perluasan perdagangan komoditi internasional, perbaikan saranasarana
pengangkutan dan komunikasi serta peningkatan taraf hidup rakyat.
(6) Meningkatkan studi-studi tentang Asia T(7) Memelihara kerja sama yang erat dan berguna bagi organisasi-organisasi
internasional dan regional yang ada dan bertujuan serupa.

4. Struktur Organiasi ASEAN
Untuk melaksanakan maksud dan tujuan ASEAN, maka dibentuklah struktur
organisasi ASEAN. Struktur organisasi ini antara sebelum dan sesudah KTT I di Bali
1976 ada perbedaan.
a. Sebelum KTT I di Bali 1976 Struktur Organisasinya Sebagai
Berikut.
(1) Sidang Tahunan Para Menteri Luar Negeri (ASEAN Ministerial Meeting). Sidang
Tahunan ini merupakan sidang tertinggi yang diadakan setiap tahun secara
bergilir di negara anggota.
(2) Standing committee, diketuai oleh Menteri Luar Negeri Tuan Rumah, tugasnya
melanjutkan pekerjaan ASEAN dalam jangka waktu di antara sidang-sidang
tahunan para Menteri Luar Negeri.
(3) Komisi-komisi Tetap (Permanent Committee), yang beranggotakan  tenaga ahli
serta pejabat pemerintah negara-negara anggota. Tugas utama komisi ini adalah
memberikan rekomendasi terhadap rencana program ASEAN dan
melaksanakan program tersebut setelah mendapat persetujuan dari Sidang
Tahunan Para Menteri.
(4) Komisi-Komisi Khusus (Ad Hoc Committee), yakni Komisi khusus di bentuk
sesuai kebutuhan ASEAN.
(5) Sekretariat Nasional ASEAN (National Secretariats), yang bertugas untuk
mengkoordinasi pada tahap nasional dalam melaksanakan keputusan-keputusan
para menteri ASEAN dan mempersiapkan agenda pertemuan Standing Comitte.
b. Sesudah KTT I di Bali 1976 Struktur Organisasinya Ada
Perubahan, Sebagai Berikut.
(1) Pertemuan Para Kepala Pemerintahan ( Summit Meeting ).
(2) Sidang Tahunan Para Menteri Luar Negeri ASEAN.
(3) Sidang Para Menteri-Menteri Ekonomi.
(4) Sidang para Menteri lainnya (Non- Ekonomi).
(5) Standing Committee.
(6) Komite-Komite.

5. Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN
a. KTT I di Bali (23 – 25 Februari 1976)
KTT I ASEAN ini dihadiri para pimpinan negara ASEAN. Dalam KTT I ini
disepakati tentang perluasan kerja sama dengan kerja sama di bidang politik,
pertahanan, keamanan, dan intelejen. Selain itu untuk menjamin stablitas dan
keamanan kawasan dan intervensi asing maka dikeluarkan Declaration of ASEAN
Concord (Deklarasi Kesepakatan ASEAN). Juga disepakati tentang Perjanjian
Persahabatan dan Kerja Sama di Asia Tenggara (Treaty of Amity and Cooperation in
South East Asia),  antara lain berisi tentang dasar perilaku persahabatan antarnegara
anggota. Juga dalam KTT I ini disetujui tentang pembentukan sekretariat ASEAN di
Indonesia. HR. Dharsono dari Indonesia dipilih sebagai Sekjen ASEAN Pertama.
b. KTT II di Kuala Kumpur (4 – 5 Agustus 1977) yang lebih memfokuskan pada
masalah-masalah  hubungan ekonomi dengan Jepang, Australia, dan Selandia
Baru.
c. KTT III di Manila (14 – 15 Desember 1987).
Dalam KTT III ini berhasil menandatangani Deklarasi Manila, yang isinya antara
lain tentang kerja sama dalam segala bidang untuk melawan proteksionisme negara-
negara industri dan mengadakan usaha bersama guna menjaga ketertiban, keamanan,
dan stabilitas di kawasan Asia Tenggara.
d. KTT IV di Singapura ( 27 – 29 Januari 1992).
KTT IV ini mempunyai arti penting karena diadakan pada saat yang tepat yakni
pada waktu dunia sedang mengalami berbagai perubahan. Perubahan positif tersebut
berupa tercapainya persetujuan mengenai penyelesaian masalah Kamboja yang akan
membuka kesempatan bagi ASEAN untuk menjalin hubungan yang lebih erat dengan
negara-negara eks Indochina di kawasan Asia Tenggara.
e. KTT V di Bangkok, Thailand (14 – 15  Desember 1995)
f. KTT VI di Hanoi, Vietnam (15 – 16 Desember 1998)
g. KTT VII di Bandar Sri Begawan, Brunei Darussalam (5 – 6 November 2001)
h. KTT VIII di Phnom Penh, Kamboja (4 - 5 November 2003)
i. KTT IX di Bali, Indonesia (7 – 8 Oktober 2003)
j . KTT X di Vientiane, Laos ( 29 – 30 November 2003)
k. KTT XI di Kuala Lumpur, Malaysia (12 – 14 Desember 2005).
6. Peranan Indonesia dalam ASEAN
Peranan Indonesia dalam ASEAN sangat besar di antaranya sebagai berikut.
a. Indonesia merupakan salah satu negara pemrakarsa berdirinya ASEAN  pada
tanggal 8 Agustus 1967.
b. Indonesia berusaha membantu pihak- pihak yang bersengketa untuk mencari
penyelesaian dalam masalah Indocina. Indonesia berpendapat bahwa
penyelesaian Indochina secara keseluruhan dan Vietnam Khususnya sangat
penting dalam menciptakan stabilisasi di kawasan Asia Tenggara. Pada tanggal
15 – 17 Mei 1970 di Jakarta diselenggarakan konferensi untuk membahas
penyelesaian pertikaian Kamboja. Dengan demikian Indonesia telah berusaha
menyumbangkan jasa-jasa baiknya untuk mengurangi ketegangan- ketegangan
dan konflik-konflik bersenjata di Asia Tenggara.
c. Indonesia sebagai penyelenggara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Pertama
ASEAN yang berlangsung di Denpasar, Bali pada tanggal 23 – 24 Februari
1976.
d. Pada tanggal 7 Juni 1976 Indonesia pernah ditunjuk sebagai tempat kedudukan
Sekretariat Tetap ASEAN dan sekaligus ditunjuk sebagai Sekretaris Jenderal
Pertama adalah Letjen. H.R. Dharsono yang kemudian digantikan oleh Umarjadi
Njotowijono.

latar belakang, sejarah, tujuan, hasil, dan peranan Indonesia dalam Konferensi Asia Afrika


Latar Belakang, Sejarah, Tujuan, Hasil dan Peranan Indonesia dalam Konferensi Asia Afrika KAA  
1. Latar Belakang Diselenggarakannya Konferensi AsiaAfrika
a. Bangsa-bangsa Asia – Afrika  memiliki  persamaan nasib dan sejarah yakni samasama
menjadi sasaran penjajahan bangsa-bangsa Eropa.
b. Semakin meningkatnya kesadaran bangsa-bangsa Asia-Afrika yang masih
terjajah untuk memperoleh kemerdekaan misalnya, Yaman sedang berjuang
membebaskan Aden dari kekuasaan Inggris, Rakyat Aljazair, Tumisia, Maroko,
Sudan, dan Kongo sedang membebaskan tanah airnya  dari kekuasaan bangsa
Eropa, dan lain-lain.
c. Perubahan politik yang terjadi setelah Perang Dunia II berakhir yakni situasi
internasional diliputi kecemasan akibat adanya perlombaan senjata antara Blok
Barat dan Blok Timur.
d. Diantara bangsa-bangsa Asia yang telah merdeka masih belum terdapat
kesadaran untuk bersatu, yang kemudian Rusia dan Amerika Serikat ikut
melibatkan diri dalam masalah tersebut.
Misalnya:
1) Persengketan RRC-Taiwan untuk memperebutkan Pulau Quemoi.
2) Persengketan India-Pakistan untuk memperebutkan wilayah Kasmir
3) Persengketan Korea Utara-Korea Selatan masalah perbatasan.
e. PBB seringkali tidak mampu mengatasi persengketaan antarnegara. Seruan
Dewan Keamanan PBB sering dilanggar negara-negara yang sedang berselisih
f. Kepentingan politik luar negeri Indonesia untuk menggalang kekuatan negara-
negara Asia-Afrika agar mendukung merebut Irian Barat (Papua) melalui PBB.
g. Bangsa-bangsa Asia-Afrika tidak ingin terlibat dalam Perang Dingin, tetapi ingin
memusatkan perhatian pada pembangunan sehingga memerlukan kerja sama.

2. Sejarah Terwujudnya Konferensi Asia-Afrika
Terwujudnya konferensi Asia-Afrika didahului oleh Konferensi Colombo dan
Konferensi Bogor.
a. Konferensi Colombo (Konferensi Pancanegara I)
Pada tanggal 28 April-2 Mei 1954 diadakan konferensi di Colombo, ibu kota
Srilangka. Adapun  wakil dari 5 negara yang hadir tersebut sekaligus akan menjadi
sponsor KAA sebagai berikut.
1) Indonesia, diwakili oleh Perdana Menteri Ali
Sastroamidjoyo
2) India, diwakili oleh Perdana Menteri Shri Pandit
Jawarhalal Nehru
3) Pakistan diwakili oleh Perdana Menteri Mohammad Ali
Jinnah.
4) Birma (sekarang Myanmar), diwakili oleh Perdana
Menteri Unu.
5) Srilangka, diwakili oleh Perdana Menteri Sir John
Kotelawala.
Dalam konferensi ini Indonesia mengusulkan agar
diadakan konferensi  yang lebih luas jangkauannya, tidak
hanya negara-negara Asia, tetapi juga beberapa negara Afrika.
Gagasan ini disambut positip dan Perdana Menteri Ali Sastroamidjoyo  mendapat
mandat untuk menjajagi kemungkinan dilaksanakan konferensi Asia-Afrika.
Dalam konferensi Colombo ini diputuskan antara lain sebagai berikut.
a. Indocina harus dimerdekakan dari penjajahan Perancis.
b. Menuntut kemerdekaan bagi Tunisia dan Maroko.
c. Menyetujui dan mengusahakan adanya konferensi Asia-Afrika dan memilih
Indonesia sebagai penyelenggara.
b. Konferensi Bogor (Konferensi Pancanegara II)
Pada tanggal 28-31 Desember 1954 diadakan Konferensi di Bogor. Konferensi
ini merupakan kelanjutan dari Konferensi Colombo, di mana negara-negara sponsor
akan mengevaluasi hasil penjajagan Indonesia dalam mempersiapkan KAA.
Hal-hal yang menjadi pokok pembicaraan dalam Konferensi Bogor adalah tujuan
konferensi, tempat konferensi, agenda pembicaraan negara-negara yang akan
diundang dan kesekretariatan.
Rekomendasi yang diajukan dalam sidang ini adalah sebagai berikut.
a) Mengadakan Konferensi Asia-Afrika di Bandung dalam bulan April 1955.
b) Menetapkan kelima negara peserta konferensi Colombo sebagai negara-negara
sponsor.
c) Menetapkan 25 negara-negara Asia-Afrika yang akan diundang.
d) Menentukan tujuan konferensi Asia-Afrika.

3. Tujuan Konferensi Asia-Afrika
a. Mengembangkan saling pengertian dan kerja sama antar bangsa-bangsa AsiaAfrika,
serta untuk menjajagi dan melanjutkan kepentingan timbal balik
maupun
kepentingan bersama.
b. Meninjau masalah-masalah hubungan sosial, ekonomi dan kebudayaan dalam
hubungannya dengan negara-negara peserta.
c. Mempertimbangkan masalah-masalah mengenai kepentingan khusus dari
bangsa-bangsa Asia-Afrika  seperti yang menyangkut  kedaulatan nasional,
rasionalisme, dan kolonialisme.
d. Meninjau kedudukan Asia-Afrika serta rakyatnya, serta memberikan sumbangan
untuk meningkatkan perdamaian dan kerja sama internasional.

4. Pokok-Pokok Agenda Pembicaraan KAA
a. kerja sama ekonomi;
b kerja sama budaya;
c. hak-hak asasi manusia dan hak menentukan nasib sendiri;
d. masalah kolonialisme, imperialisme seperti Belanda di Irian Barat (sekarang
Papua), Perancis di Maroko, Aljazair dan Tunisia;
e. masalah perdamaian dunia dan kerja sama internasional (termasuk di dalamnya
beberapa aspek tentang PBB, soal hidup berdampingan, masalah Indocina, Aden
dan masalah perlucutan senjata).

5. Negara-Negara yang Hadir dalam KAA
Konferensi Asia-Afrika berlangsung pada tanggal 18-25 April 1955 bertempat
di Gedung Merdeka, Bandung. Konferensi ini dihadiri oleh 29 negara (termasuk
lima negara sponsor) dari 30 negara yang diundang. Satu negara yang tidak hadir
yakni Federasi Afrika Tengah (Rhodesia dan Nyasa) karena sedang terjadi pergolakan
politik orang-orang Negro menentang ras diskriminasi.
Adapun negara-negara yang hadir dalam KAA adalah :
1. Indonesia  2. India 3. Birma (Myanmar) 4. Pakistan  5. Srilangka  6. Afghanistan 7. Kamboja (Kampuchea) 8. Republik Rakyat China 9. Mesir 10. Ethiopia 11. Ghana (Pantai Emas) 12. Iran 13. Irak 14. Jepang 15. Yordania 16. Laos  17. Libanon   18. Liberia   19. Libia   20. Nepal   21. Filipina
22. Saudi Arabia   23. Sudan   24. Syiria  25. Muang Thai   26. Turki   27. Vietnam Utara   
28. Vietnam Selatan  29. Yaman

6. Hasil-Hasil Konferensi
Konferensi Asia-Afrika menghasilkan beberapa keputusan yang disepakati para
peserta sebagai berikut:
a. Kerja sama ekonomi, antara lain mengusahakan kemajuan ekonomi, memajukan
perdagangan, saling memberikan bantuan teknik, dan mendirikan bank-bank.
b. Kerja sama kebudayaan, antara lain memajukan kerja sama kebudayaan sebagai
jalan terpenting untuk mendapatkan pengertian antara bangsa-bangsa Asia Afrika,
memajukan pendidikan dan pengajaran dengan pertukaran pelajar,
pelatih,
dan guru.
c. Masalah hak asasi manusia, yakni menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia
seperti yang tercantum dalam Piagam PBB serta menentang ras diskriminasi.
d. Masalah bangsa-bangsa yang belum merdeka, yakni menentang adanya
imperialisme dan menuntut kemerdekaan bagi rakyat Aljazair, Maroko, dan
Tunisia.
e. Masalah-masalah lain, yakni mengakui hak-hak bangsa Arab di Palestina dan
menuntut soal Palestina diselesaikan secara damai, menuntut kembalinya wilayah
Irian Barat (sekarang Papua) kepada Indonesia serta menuntut hak wilaya Aden
bagi Yaman.
f. Mengusahakan perdamaian dan kerja sama di  dunia dengan cara berikut.
1) Mendesak PBB untuk menerima negara-negara yang telah memenuhi
persyaratan yakni Kamboja, Srilangka, Jepang, Yordania, Laos, Libya, Nepal
dan Vietnam.
2) Mengusulkan supaya diadakan pelarangan atas pembuatan, percobaan dan
penggunaan senjata nuklir.
3) Mengusulkan  diadakan kerja sama semua negara di seluruh dunia atas
dasar menghormati hak-hak manusia.
g. Pernyataan mengenai usaha memajukan
perdamaian dan kerja sama di dunia. Selain
keputusan KAA di atas, konferensi AsiaAfrika
juga mengajak semua bangsa di dunia
untuk hidup bersama dalam perdamaian
dan menjalankan kerja sama dalam
suasana persahabatan atas dasar sepuluh
prinsip yang dikenal dengan “Dasasila
Bandung” (Bandung Declaration).
Adapun isi Dasasila Bandung selengkapnya
adalah :
1) Menghormati hak-hak dasar manusia dan
tujuan-tujuan serta asas-asas yang termuat
dalam Piagam PBB.
2) Menghormati kedaulatan dan integritas
teritorial semua bangsa.
3) Mengakui persamaan ras, dan persamaan
semua bangsa baik besar maupun kecil.
4) Tidak melakukan intervensi atau campur tangan dalam soal-soal besar maupun
kecil.
5) Menghormati hak tiap-tiap bangsa untuk mempertahankan diri secara sendirian
atau secara kolektif, yang sesuai dengan Piagam PBB.
6) a. Tidak menggunakan peraturan-peraturan pertahanan kolektif untuk
bertindak bagi kepentingan khusus salah satu negara besar
b. Tidak melakukan tekanan terhadap negara lain.
(7) Tidak melakukan tindakan-tindakan atau ancaman agresi ataupun penggunaan
kekerasan terhadap integritas teritorial atau kemerdekaan politik suatu negara.
(8) Menyelesaikan segala perselisihan internasional dengan jalan damai,
perundingan, persetujuan, arbitrase atau penyelesaian hukum, ataupun cara
damai lain lagi menurut pihak-pihak yang bersangkutan, sesuai dengan Piagam
PBB.
(9) Memajukan kerja sama untuk kepentingan bersama.
(10) Menghormati hukum dan kewajiban-kewajiban internasional.

7. Pengaruh Konferensi Asia – Afrika
Konferensi Asia-Afrika di tutup secara resmi pada tanggal 24 April 1955. para
utusan kembali ke negaranya  masing-maisng untuk memperjuangkan hasil-hasil
konferensi secara bersama-sama. Konferensi Asia-Afrika membawa pengaruh atau
akibat penting, misalnya :
a. Berkurangnya ketegangan dan bahaya pecahnya peperangan yang bersumber
dari persengketaan masalah Taiwan antara RRC dengan Amerika Serikat.
b. Perjuangan bangsa-bangsa Asia-Afrika untuk mencapai kemerdekaan semakin
meningkat. Hal ini tampak dengan meningkatnya jumlah negara-negara AsiaAfrika
yang merdeka setelah tahun 1955.
c. Politik luar negeri bebas aktif yang dijalankan Indonesia, India, Birma, dan
Srilangka mulai diikuti negara-negara lain yang tidak masuk Blok Barat maupun
Blok Timur.
Di samping itu KAA memiliki arti penting karena merupakan cetusan rasa setia
kawan (solidaritas) bangsa-bangsa Asia-Afrika serta mengilhami berdirinya Gerakan
Non Blok.

8. Peranan Indonesia dalam Konferensi Asia - Afrika
a. Indonesia ikut memprakarsai dan sebagai tempat
penyelenggaraan Konferensi Pancanegara II yang
berlangsung tanggal 28-29 Desember 1954 di Bogor
(Jawa Barat). Konferensi ini sebagai pendahuluan dari
Konferensi Asia Afrika.
b. Indonesia ikut memprakarsai dan sebagai tempat
penyelenggaraan Konferensi Asia-Afrika yang
berlangsung pada tanggal 18-24 April 1955 di Gedung
Merdeka Bandung (Jawa Barat). Dalam konferensi ini
beberapa tokoh Indonesia menduduki peranan penting,
di antaranya adalah :
Ketua Konferensi : Mr. Ali Sastroamidjoyo, Sekretaris
Jenderal Konferensi : Ruslan Abdulgani, Ketua Komite
Kebudayaan : Mr. Muh. Yamin, dan Ketua Komite Ekonomi:
Prof. Ir. Roseno.

contoh cerpen pengalaman pribadi singkat


     Contoh Cerpen Pengalaman Pribadi Singkat
Batu di Pekarangan Rumah
     Waktu aku masih kecil ada sebuah
batu agak besar tergeletak di salah satu sudut
belakang pekarangan rumah kami. Batu itu
bundar, bagian atasnya agak rata, hitam
legam. Aku suka duduk di atasnya jika teman-
teman sudah pulang ke rumah masing-masing
sehabis bermain di pekarangan rumah kami
itu. Aku sayang sekali pada batu itu sebab ia
pendiam meskipun tampaknya tidak
berkeberatan jika diajak bicara mengenai apa
saja. Jika sedang sendirian malam-malam,
sehabis bermain gobak sodor atau jamuran
aku suka duduk di atasnya melepaskan lelah
sambil menunjukkan rasa sayangku padanya.
Kutanyakan kapan ia lahir, sebagai batu,
kenapa ia berada di situ, siapa yang telah
membawanya ke pekarangan rumah kami, dan
kenapa ia lebih suka membisu. Aku tidak
mengharapkannya menjawab pertanyaanpertanyaanku
itu, sebab toh seandainya dijawab
aku tidak akan bisa memahaminya.
Ia memiliki bahasa lain, tetapi tampaknya ia
memahami sepenuhnya makna setiap
pertanyaanku. Aku sangat menyayanginya dan
merasa seperti kehilangan kawan untuk
berbagi perasaan ketika harus pergi meninggalkan
rumah demi mata pencaharian,
mengembara dari kota ke kota.
     Hari ini aku pulang untuk mengiringkan
dan menyampaikan salam pisah kepada ibuku
yang selalu aku bayangkan sebagai seorang
dewi itu. Beliau meninggal dengan sangat
tenang kemarin tanpa meninggalkan pesan apa
pun. Namun aku merasa bahwa ada sesuatu
yang harus kulakukan sehabis pemakamannya,
yakni melihat apakah batu itu masih ada di
tempatnya yang dulu. Aku yakin dulu Ibu suka
diam-diam menyaksikanku duduk di situ
sampai larut malam. Batu yang agak besar
dan hitam legam itu ternyata memang masih
di situ, diam saja seperti menunggu kedatanganku.
Malam ini suasana sepi setelah
semua keluar dan tamu yang menyampaikan
belasungkawa meninggalkan rumah kami.
Aku dan batu itu berdua saja: aku duduk di
atasnya dan sama sekali tidak berniat mengajukan
pertanyaan seperti waktu masih kecil dulu
itu. Ia tetap pendiam. Dan aku yakin bahwa
sekarang ia pun sama sekali tidak berminat
berbagi perasaan denganku karena tidak
lagi mampu menguasai kosakata
bahasaku.

contoh cerpen persahabatan singkat


     Contoh Cerpen Persahabatan Singkat

Tanpa Alas Kaki
     Ketika tiba di sekolah, Makmun sudah
menghadangnya di pintu kelas enam. Tetapi
sama sekali Ogal tidak menampakkan wajah
terkejut, bahkan sebaliknya ia hanya
tersenyum kecil.
     “Letakkan segera tasmu dan setelah itu
kita ke belakang sekolah!” pinta Makmun
dengan nada mengancam.
     “Wah, pagi-pagi sudah ada petugas untuk
mengintrogasiku, ya!” sindir Ogal tenang.
     “Jangan banyak komentar. Cepat
lakukan!”
     Ogal bersiul-siul masuk ke kelas enam.
Setelah meletakkan tasnya, ia segera
memenuhi permintaan Makmun. Dalam
hatinya tidak ada sedikit pun perasaan gentar.
     “Kenapa engkau mulai tidak memercayaiku?”
tiba-tiba Makmun mengajukan
pertanyaan. Karuan saja Ogal kebingungan
untuk menjawabnya.
     “Ah, yang benar saja, Mun. Bicaramu
serius amat, sih!”
     Makmun semakin tak sabar melihat ulah
Ogal yang menurutnya pura-pura tidak tahu.
     “Sudahlah, jangan bercanda. Aku
serius!” sambung Makmun dengan wajah
cemberut.
     “Serius? Memangnya ada apa?” Ogal
masih penasaran.
     Karena tak sabar, maka Makmun
menjelaskan semua masalah yang mengganjal
di hatinya. Intinya ia tidak suka kepada Ogal
karena Ogal tidak menceritakan masalah
pribadinya kepada Makmun, sementara
kepada Saleh ia bercerita.
     Ogal mengenyitkan dahinya. Tampak
bahwa Ogal berpikir keras.
     “Kalau itu masalahnya tentu kalian salah
sangka,” jawab Ogal dengan suara datar.
     “Maksudmu?” Makmun tak mengerti.
     “Tidak setiap masalah pribadi saya harus
selalu kulaporkan kepada orang lain. Termasuk
kepada sahabat karibku, yaitu Saleh dan
kamu.”
     “Tapi mengapa kamu menceritakan
masalah ibumu kepada Saleh?”
     “Saya rasa kebetulan saja. Waktu itu aku
benar-benar tidak dapat menahan beban
batinku. Tiba-tiba Saleh datang ke rumah.
Maka kuceritakan semuanya pada Saleh.”
     Ogal tersenyum.
     “Kenapa harus kubedakan? Bukankah ka-
lian adalah sahabat karibku? Dan bukankah
pula teman-teman menjuluki kita sebagai Tiga
Serangkai?”
     Makmun menundukkan kepalanya.
Dadanya semula panas karena marah, kini
terasa dingin. Ia seakan-akan tidak berani
menatap wajah Ogal. Ia malu.
     “Maafkan saya, Ogal,” kata Makmun
dengan suara sangat perlahan-lahan.
     Ogal menepuk pundak Makmun.
     “Tak ada yang perlu dimaafkan. Kita ada-
lah sahabat sejati. Kesalahan dan kekhilafan
adalah hal yang biasa.”
     “Tapi aku telah berburuk sangka
padamu!”
     “Tidak, Mun. Kau hanya salah sangka!”
     Ogal menggandeng sahabatnya ke
halaman sekolah. Di sana sudah banyak anakanak
yang datang. Mereka bermain kelereng, lompat
tali, dakon, atau permainan lainnya yang
mereka sukai. Bapak dan Ibu Guru juga
sudah hadir.
class='blog-feeds'