latar belakang, sejarah, tujuan, pelaksanaan KTT dan peranan Indonesia dalam Gerakan Non Blok GNB
1. Latar Belakang Berdirinya GNB
Gerakan Non Blok (non-aligned) merupakan organisasi negara-negara yang tidak
meminak Blok Barat maupun Blok Timur. Berdirinya Gerakan Non Blok di latar
belakangi oleh hal-hal sebagai berikut.
(1) Diilhami Konferensi Asia-Afrika di Bandung (1955) di mana negara-negara yang
pernah dijajah perlu menggalang solidaritas untuk melenyapkan segala bentuk
kolonialisme
(2) Adanya krisis Kuba pada tahun 1961 di mana Uni Soviet membangun pangkalan
peluru kendali secara besar-besaran di Kuba hal ini mengakibatkan Amerika
Serikat merasa terancam sehingga suasana menjadi tegang. Ketegangan antara
Blok Barat dn Blok Timur ini mendorong terbentuknya GNB.
Adapun berdirinya Gerakan Non
Blok diprakarsai oleh:
(a) Presiden Soekarno dari Indonesia,
(b) Presiden Gamal Abdul Nasser dari
Republik Persatuan Arab-Mesir,
(c) Perdana Menteri Pandith Jawa-
harlal Nehru dari India,
(d) Presiden Josep Broz Tito dari Yugo-
slavia, dan
(e) Presiden Kwame Nkrumah dari
Ghana.
2. Tujuan Gerakan Non Blok
Gerakan Non Blok bertujuan meredakan ketegangan dunia sebagai akibat
pertentangan antara Blok Barat dan Blok Timur.
3. Pelaksanaan KTT Gerakan Non Blok
a. KTT I GNB (1 – 6 September 1961) di Beograd, Yugoslavia, Pelaksanaan KTT I
GNB ini didorong oleh adanya krisis Kuba. Konferensi ini dihadiri oleh 25 negara
dan menghasilkan Deklarasi Beograd yang intinya menyerukan untuk
menghentikan perang dingin dan mendamaikan antara Amerika Serikat dan
Uni Soviet.
Keputusan KTT I GNB ini melalui Presiden Soekarno dan Presiden Medibo
Keita (dari Mali) disampaikan kepada Presiden F.Kennedy (Presiden Amerika
Serikat). Sedangkan PM Nehru (India) dan presiden Kwame Nkrumah (Ghana)
menyampaikan kepada PM. Kruschev (Perdana Menteri Uni Soviet).
b. KTT II GNB (5 – 10 Oktober 1964) di Kairo, Mesir. Pada KTT II GNB ini diikuti
oleh 47 Negara peserta serta 10 peninjau lainnya antara lain Sekretaris Jendral
Organisasi Persatuan Afrika dan Liga Arab. Masalah perkembangan dan
kerjasama ekonomi juga mendapat perhatian pada KTT II GNB ini.
c. KTT III GNB (8 – 10 September 1970) di Lusaka, Zambia. Negara peserta yang
hadir ada 53 negara. Hasil terpenting KTT kali ini adalah perlunya upaya
meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran negara berkembang.
d. KTT IV GNB (5 – 9 September 1973) di Algiers, Aljazair. KTT IV GNB ini
membahas tentang peningkatan kerjasama dan saling pengertian antara negaranegara
yang sedang berkembang serta berusaha meredakan ketegangan di Timur
Tengah
pergolakan di Rhodesia, dan bagian – bagian Afrika
lainnya.
e. KTT V GNB (16 – 19 September 1976) di Kolombo, Srilangka pada KTT V GNB
ini membahas tentang penyelamatan dunia dari ancaman perang nuklir dan
berusaha memajukan negara – negara Non Blok.
f. KTT VI GNB (3 – 9 September 1979) di Havana, Kuba. KTT bertujuan
memperjuangkan bantuan ekonomi bagi negara-negara Non Blok dan
menggiatkan peran PBB dalam tata ekonomi dunia baru.
g. KTT VII GNB (7 – 12 Maret 1983) di New Delhi, India. KTT menghasilkan
seruan dilaksanakannya demokrasi tata ekonomi yakni dihapuskannya
proteksionisme oleh negara maju.
h. KTT VIII GNB (1 – 6 September 1986) di Harane, Zimbabue. KTT kali ini
menghasilkan seruan dihapuskannya politik Apartheid di Afrika Selatan serta
membahas sengketa Irak-Iran.
i. KTT IX GNB (4 – 7 September 1989) di Beograd, Yugoslavia. KTT yang dihadiri
oleh 102 negara ini berhasil membahas kerja sama Selatan – Selatan ( antar
negara berkembang ).
j. KTT X GNB (1 – 6 September 1992) di Jakarta, Indonesia. KTT yang dihadiri
oleh 108 negara ini berhasil merumuskan “Pesan Jakarta” (Jakarta Message) antara
lain berusaha menggalang kerja sama Selatan-Selatan dan Utara-Selatan.
k. KTT XI GNB (16 – 22 Oktober 1995) di Cartagena, Kolombia. KTT ini dihadiri
oleh 113 Negara yang bertujuan memperjuangkan restrukturisasi dan
demokratisasi di PBB.
l. KTT XII GNB (1 – 6 September 1998) di Durban, Afrika Selatan. KTT XI GNB
ini dihadiri oleh 113 negara, bertujuan memperjuangkan demokratisasi dalam
hubungan internasional.
m. KTT XIII GNB (Februari 2003) di Kuala Lumpur, Malaysia.
n. KTT XIV GNB (2006) di Havana, Kuba.
4. Pengaruh dari Gerakan Non Blok
Gerakan Non Blok mempunyai pengaruh yang besar di antaranya sebagai berikut.
a. Pernyataan dari kedua negara adikuasa (Amerika Serikat dan Uni Asoviet) untuk
mengurangi senjata-senjata nuklirnya.
b. Gencatan senjata antara Irak dan Iran.
c. Usaha penyelesaian sengketa di Kamboja secara damai.
d. Penarikan pasukan Uni Soviet dari Afganistan.
e. Meningkatkan hubungan kerja sama di bidang ekonomi antar anggota Gerakan
Non Blok dan dengan negara- negara maju di luar Gerakan Non Blok.
5. Peranan Indonesia dalam Gerakan Non Blok
Indonesia ikut memegang peranan penting dalam Gerakan Non Blok, yakni
sebagai berikut.
a. Ikut memprakarsai berdirinya Gerakan Non Blok dengan menandatangani
Deklarasi Beograd sebagai hasil Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan Non Blok I
pada tanggal 1-6 September 1961.
b. Indonesia sebagai tempat penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan
Non Blok X yang berlangsung pada tanggal 1-6 September 1992 di Jakarta.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment