pengertian, macam-macam, dan perbedaan pemanis makanan alami dan buatan
Kamu tentu menyukai permen atau kembang gula,
bukan? Rasa manis pada
permen tersebut berasal dari bahan pemanis yang ditambahkan padanya.
Bahan
pemanis
ini ada dua macam, yaitu pemanis alami dan pemanis buatan
1. Pemanis Alami
Pemanis alami merupakan bahan pemberi
rasa manis yang diperoleh
dari bahan-bahan nabati maupun hewani. Contoh
pemanis alami dapat
dilihat pada gambar di samping.
a. Gula tebu mengandung zat pemanis fruktosa
yang merupakan
salah satu jenis glukosa. Gula tebu atau gula
pasir yang
diperoleh dari tanaman tebu merupakan pemanis
yang paling
banyak digunakan. Selain memberi rasa manis,
gula tebu juga
bersifat mengawetkan.
b. Gula merah merupakan pemanis dengan warna
coklat. Gula
merah merupakan pemanis kedua yang banyak
digunakan
setelah gula pasir. Kebanyakan gula jenis ini
digunakan untuk makanan
tradisional, misalnya pada bubur, dodol, kue
apem, dan gulali.
c. Madu merupakan pemanis alami yang
dihasilkan oleh lebah madu. Selain
sebagai pemanis, madu juga banyak digunakan
sebagai obat.
d. Kulit kayu manis merupakan kulit kayu yang
berfungsi sebagai pemanis.
Selain itu kayu manis juga berfungsi sebagai
pengawet.
2. Pemanis Buatan
Pemanis buatan adalah senyawa hasil
sintetis laboratorium
yang merupakan bahan tambahan makanan yang
dapat
menyebabkan rasa manis pada makanan. Pemanis
buatan tidak
atau hampir tidak mempunyai nilai gizi.
Sebagaimana pemanis
alami, pemanis buatan juga mudah larut dalam
air. Beberapa
pemanis buatan yang beredar di pasaran di
antaranya adalah
sebagai berikut.
a. Aspartam
Aspartam mempunyai nama kimia aspartil
fenilalanin
metil ester, merupakan pemanis yang digunakan
dalam
produk-produk minuman ringan. Aspartam
merupakan
pemanis yang berkalori sedang. Tingkat
kemanisan dari aspartam 200
kali lebih manis daripada gula pasir.
Aspartam dapat terhidrolisis atau
bereaksi dengan air dan kehilangan rasa
manis, sehingga lebih cocok
digunakan untuk pemanis yang berkadar air
rendah.
b. Sakarin
Sakarin merupakan pemanis buatan yang paling
tua. Tingkat
kemanisan sakarin kurang lebih 300 kali lebih
manis dibandingkan gula
pasir. Namun, jika penambahan sakarin terlalu
banyak justru menimbulkan
rasa pahit dan getir. Es krim, gula-gula, es
puter, selai, kue kering, dan
minuman fermentasi biasanya diberi pemanis
sakarin. Sakarin sangat
populer digunakan dalam industri makanan dan
minuman karena
harganya yang murah. Namun penggunaan sakarin
tidak boleh melampaui
batas maksimal yang ditetapkan, karena
bersifat karsogenik
(dapat memicu timbulnya kanker).
Dalam setiap kilogram bahan makanan, kadar
sakarin yang
diperbolehkan adalah 50–300 mg. Sakarin hanya
boleh digunakan untuk
makanan
rendah kalori, dan dibatasi tingkat konsumsinya sebesar
maksimal 0,5 mg tiap kilogram berat badan per
hari. Jika berat badanmu
40 kilogram, berapakah massa kue dengan
kandungan sakarin 50 mg/kg
maksimal yang boleh kamu konsumsi?
c. Siklamat
Siklamat terdapat dalam bentuk kalsium dan
natrium
siklamat dengan tingkat kemanisan yang
dihasilkan kurang lebih
30 kali lebih manis daripada gula pasir.
Makanan dan minuman
yang sering dijumpai mengandung siklamat
antara lain: es
krim, es puter, selai, saus, es lilin, dan
berbagai minuman
fermentasi. Beberapa negara melarang
penggunaan siklamat
karena diperkirakan mempunyai efek
karsinogen. Batas
maksimum penggunaan siklamat adalah 500–3.000
mg per
kg bahan makanan.
d. Sorbitol
Sorbitol merupakan pemanis yang biasa
digunakan untuk pemanis
kismis, selai dan roti, serta makanan lain.
e. Asesulfam K
Asesulfam K merupakan senyawa
6-metil-1,2,3-oksatiazin-4(3H)-
on-2,3-dioksida atau merupakan asam
asetoasetat dan asam sulfamat.
Tingkat kemanisan dari asesulfam K adalah 200
kali lebih manis daripada
gula pasir. Berdasarkan hasil pengujian
laboratorium, asesulfam K
merupakan pemanis yang tidak berbahaya.
3. Perbedaan Pemanis
Alami dengan Pemanis Buatan
Orang memilih jenis pemanis untuk makanan
yang dikonsumsinya tentu
dengan alasan masing-masing. Pemanis alami
tentu lebih aman, tetapi
harganya lebih mahal. Pemanis buatan lebih
murah, tetapi aturan pemakaiannya
sangat ketat karena bisa menyebabkan efek
negatif yang cukup
berbahaya. Pada kadar yang rendah atau
tertentu, pemanis buatan masih
diijinkan untuk digunakan sebagai bahan
tambahan makanan, tetapi pada
kadar yang tinggi bahan ini akan menyebabkan
berbagai masalah kesehatan.
Tabel berikut memperlihatkan perbedaan
pemanis alami dan buatan.
Perbedaan pemanis
alami dan buatan
No comments:
Post a Comment