pengertian, contoh, dan artikel zat pengawet makanan alami dan buatan
Akhir-akhir ini kita diributkan oleh adanya
temuan di masyarakat bahwa ternyata
banyak makanan yang beredar bercampur dengan
formalin atau boraks. Apakah
fungsi formalin dan boraks itu? Mengapa
diributkan? Pelajarilah subbab berikut
ini dengan saksama.
Di negara-negara tropis seperti di Indonesia
suhu dan kelembaban udara
umumnya tinggi. Keadaan ini membuat makanan
cepat rusak karena
mikroorganisme berkembang pesat dan merusak
makanan. Untuk mencegah
atau menghambat kerusakan ini perlu
ditambahkan bahan yang dapat mencegah
atau menghambat segala macam perubahan pada
bahan makanan yang
disebabkan aktivitas mikroorganisme. Bahan
ini dikenal sebagai bahan pengawet.
Coba kamu perhatikan berbagai jenis makanan
yang dijual di toko! Sudah
berapa lamakah makanan itu kira-kira
diproduksi? Sampai kapan tanggal
kadaluwarsanya? Jika makanan tersebut tidak
diberi pengawet tentu akan rusak
atau menjadi busuk.
Bahan pengawet menurut asalnya dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu bahan
pengawet alami dan pengawet buatan.
1. Pengawet Alami
Bagaimana cara nelayan menjaga agar sisa ikan
yang tidak
terjual dalam keadaan segar tidak cepat
membusuk dan tetap laku
di pasaran? Yah, mereka menggunakan garam
sebagai bahan
pengawet untuk membuat ikan asin. Meskipun
rasanya sudah
berbeda dengan ikan segar, ikan asin masih
tetap berprotein tinggi.
Berikut ini adalah contoh-contoh pengawet
alami.
a. Gula tebu
Gula tebu memberi rasa manis dan bersifat
mengawetkan.
Buah-buahan yang disimpan dalam larutan gula
pekat
akan menjadi awet karena mikroorganisme sukar
hidup di dalamnya.
b. Gula merah
Selain sebagai pemanis gula merah juga
bersifat mengawetkan
seperti
halnya gula tebu.
c. Garam
Garam merupakan pengawet alami yang banyak
dihasilkan
dari penguapan air laut. Ikan asin dapat
bertahan hingga berbulanbulan
karena pengaruh garam.
d. Kunyit
Kunyit, selain sebagai pewarna, juga
berfungsi sebagai
pengawet. Dengan penggunaan kunyit, tahu atau
nasi kuning
menjadi tidak cepat basi.
e. Kulit kayu manis
Kulit kayu manis merupakan kulit kayu yang
berfungsi
sebagai pengawet karena banyak mengandung
asam benzoat.
Selain itu, kayu manis juga berfungsi sebagai
pemanis dan
pemberi aroma.
f. Cengkih
Cengkih merupakan pengawet alami yang
dihasilkan dari
bunga tanaman cengkih. Selain sebagai
pengawet, cengkih juga
berfungsi sebagai penambah aroma.
2. Pengawet Buatan
Pengawet buatan ini ada berbagai macam,
antara lain:
a. Asam asetat
Asam asetat dikenal di kalangan masyarakat
sebagai
asam cuka. Bahan ini menghasilkan rasa masam
dan jika
jumlahnya terlalu banyak akan mengganggu
selera karena
bahan ini sama dengan sebagian isi dari air
keringat kita. Asam
asetat sering dipakai sebagai pelengkap
ketika makan acar,
mi ayam, bakso, atau soto. Asam asetat
mempunyai sifat
antimikroba. Makanan yang memakai pengawet
asam cuka
antara lain acar, saos tomat, dan saus cabai.
b. Benzoat
Benzoat banyak ditemukan dalam bentuk asam
benzoat maupun
natrium benzoat (garamnya). Berbagai jenis soft drink (minuman ringan),
sari buah, nata de coco, kecap, saus, selai,
dan agar-agar diawetkan
dengan menggunakan bahan jenis ini.
c. Sulfit
Bahan ini biasa dijumpai dalam bentuk garam
kalium atau natrium
bisulfit. Potongan kentang, sari nanas, dan
udang beku biasa diawetkan
dengan menggunakan bahan ini.
d. Propil galat
Digunakan dalam produk makanan yang
mengandung minyak atau
lemak dan permen karet serta untuk
memperlambat ketengikan pada
sosis. Propil galat juga dapat digunakan
sebagai antioksidan.
e. Propianat
Jenis bahan pengawet propianat yang sering
digunakan adalah asam
propianat
dan garam kalium atau natrium propianat. Propianat selain
menghambat kapang juga dapat menghambat pertumbuhan bacillus
mesentericus
yang menyebabkan
kerusakan bahan makanan. Bahan
pengawetan produk roti dan keju biasanya menggunakan
bahan ini.
f. Garam nitrit
Garam nitrit biasanya dalam bentuk kalium atau natrium
nitrit. Bahan
ini terutama sekali digunakan sebagai bahan pengawet
keju, ikan, daging,
dan juga daging olahan seperti sosis, atau kornet, serta
makanan kering
seperti kue kering. Perkembangan mikroba dapat dihambat
dengan
adanya nitrit ini. Misalnya, pertumbuhan clostridia
di dalam daging yang
dapat membusukkan daging.
g. Sorbat
Sorbat yang terdapat di pasar ada dalam bentuk asam atau
garam
sorbat. Sorbat sering digunakan dalam pengawetan margarin,
sari buah,
keju, anggur, dan acar. Asam sorbat sangat efektif dalam
menekan
pertumbuhan kapang dan tidak memengaruhi cita rasa
makanan pada
tingkat yang diperbolehkan.
Semua pengawet yang telah diuraikan di atas merupakan
pengawet yang
diijinkan untuk dipakai dan mendapatkan lisensi secara
internasional oleh
badan kesehatan dunia (WHO) dengan kadar yang diijinkan.
Meskipun
demikian, entah karena tidak mengerti atau sengaja, pada
saat ini masih
sering ditemukan produsen yang menggunakan pengawet makanan
yang
telah dilarang oleh pemerintah. Pengawet yang telah
dilarang tetapi masih
sering digunakan di antaranya adalah:
1) Boraks atau natrium tetraborat, dengan rumus kimia Na2B4O7
10 H2O adalah senyawa yang biasa digunakan
sebagai bahan
baku disinfektan, detergen, cat, plastik, ataupun
pembersih
permukaan logam sehingga mudah disolder. Karena boraks
bersifat antiseptik dan pembunuh kuman, bahan ini sering
digunakan untuk pengawet kosmetik dan kayu. Banyak
ditemukan
kasus boraks yang disalahgunakan untuk pengawetan bakso,
sosis, krupuk gendar, mi basah, pisang molen, lemper,
siomay,
lontong, ketupat, dan pangsit. Bagaimana sikapmu terhadap
fenomena semacam ini?
2) Formalin adalah nama dagang untuk larutan yang
mengandung
40 persen formaldehid (HCOH) dalam 60 persen air atau
campuran air dan metanol (jenis alkohol bahan baku
spiritus)
sebagai pelarutnya. Formalin sering disalahgunakan untuk
mengawetkan
mi, tahu basah, bakso, dan ikan asin
No comments:
Post a Comment