contoh pertanyaan 5W + 1H







Contoh pertanyaan 5W + 1H 

Industri Perbankan dan Peluang Bisnis UKM
Selama bulan puasa, pedagang musiman
tiba-tiba tumbuh ibarat cendawan di musim
hujan. Emper-emper toko dan bahu jalan jadi
penuh dengan pedagang informal ini. Barang
yang mereka dagangkan pun banyak yang
hanya laku pada waktu sebulan itu. Usai
puasa mereka kembali ke posisi semula,
mungkin bekerja informal mungkin pula
pengangguran.
Kelompok profesi ini umumnya sulit
dicatat profilnya. Mudah tertiup musim.
Hanya satu dua yang dapat memanjangkan
usahanya dan amat sedikit yang dapat
melanggengkannya menjadi usaha yang lebih
besar. Dari upaya coba-coba inilah unit-unit
usaha kecil dan menengah (UKM) lahir.
Catatan resmi pemerintah mengenai
jumlah UKM menyebutkan, jumlah dan
kapitalisasinya terus bertambah. Tahun 2002
lalu, jumlahnya mencapai 41 juta unit.
Tampaknya, jumlah itu akan terlampaui saat
ini, karena banyaknya pemutusan hubungan
kerja (PHK) di beberapa perusahaan masih
berlangsung yang muaranya menciptakan
UKM-UKM baru.
Tentu saja ini bukan angka yang dapat
dilewatkan begitu saja bagi yang melihat
peluang di dalamnya. Perbankan merupakan
salah satu industri yang menganggap UKM
sebagai peluang bisnis yang menggiurkan.
Hanya, kebanyakan bank bersikap mendua
menghadapi UKM dan koperasi untuk
menyentuhnya menjadi sumber pendapatan.
Karena itulah, meski sama-sama mengaku
berkeinginan untuk mengolah kalangan usaha
kelompok ini, tapi pada praktiknya sulit
direalisasikan. Bahkan ketika pemerintah
memberi persyaratan agar dunia perbankan
membantu UKM dan koperasi dengan
mengucurkan kredit modal bagi mereka,
realisasinya selalu saja ketinggalan.
Dapat dipahami jika sikap perbankan
begitu. Ambruknya industri perbankan
selama krisis enam tahun lalu masih
menyisakan trauma. Untuk menghindari
tragedi serupa, perbankan lebih berhati-hati
mengelola dananya, terutama dalam
menyalurkan pinjaman. Akibatnya, proses
kredit lebih ketat, sehingga tidak gampang
lagi menerima kredit dari bank. Selain itu,
kalangan perbankan pun cenderung memutar
uangnya ke sektor lain yang lebih jelas
keuntungannya dan lebih aman pengelolaannya,
semacam Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
atau
obligasi.
Perubahan haluan ini sudah tentu
mengganggu perkembangan UKM dan
koperasi. Teriakan mereka yang meminta
kemudahan modal tidak lagi menggugah
industri perbankan. Sebenarnya kredit macet
yang dialami UKM sangat rendah, sekitar 3%4%
dari total kredit yang disalurkan. Jika
menilik
angka ini, seharusnya tidak perlu ada
keraguan
terhadap kredibilitas (dapat
berharga)
UKM dalam membayar pinjaman
bank.
Namun, karena jumlah unit UKM yang
begitu
besar, sementara nilai kreditnya tidak
seberapa
untuk tiap unit usaha, dalam
praktiknya
jadi merepotkan perbankan. Inilah
yang
banyak dihindari kebanyakan bank.

1. Mengapa muncul istilah pedagang musiman di bulan puasa?
2. Berapakah jumlah UKM menurut catatan resmi pemerintah
tahun 2003?
3. Apa yang menyebabkan jumlah UKM terus bertambah?
4. Peluang bisnis bagi siapakah berdirinya UKM?
5. Mengapa demikian?
6. Bagaimana realisasi perbankan dalam upaya membantu
UKM berkaitan dengan persyaratan yang diberikan
pemerintah?
7. Dalam hal apa perbankan lebih berhati-hati dan pengelolaan
dana?
8. Apa akibat perlakuan perbankan di atas?
9. Sekitar berapakah kredit macet yang dialami oleh UKM?
10. Mengapa sektor perbankan lebih cenderung memutar
uangnya ke semacam SBI atau obligasi?

contoh pertanyaan 5W + 1H 9out of 10 based on 10 ratings. 9 user reviews.

Terimakasih telah Berkunjung dan Semoga Bermanfaat..


Tetap Update dan Dukung Saya Berbagi dengan
⇧⇧⇧ klik Tombol LIKE DI ATAS ⇧⇧⇧
☺☺☺ TERIMAKASIH ☺☺☺

BACA JUGA !!!!

No comments:

Post a Comment