ARLOJI
(Pada pagi hari di ruang tamu seorang
majikan, Pak Pikun muncul tergesa-gesa
ke arah Jidul....)
Pak
Pikun :
“Ayo,
Berikan kembali padaku!”
(Jidul, yang bisu hanya bisa ber ah uh,
merasa kaget dan takut.)
Pak
Pikun :”Siapa
lagi kalau bukan kamu yang mengambilnya?”
(Jidul hanya ber ah uh,
semakin bingung dan takut.)
Pak
Pikun :”Dasar maling! Belum lama
kamu sudah kambuh lagi, ya?”
(Jidul kemudian meringkuk diam.)
Pak
Pikun :”Kamu
mau kembalikan apa tidak? mau dipukuli seperti dulu lagi?”
(semakin keras suaranya)
(Ditengah ketegangan muncul Ibu Majikan dengan tergesa-gesa.)
Ibu :”Ada apa dengan Jidul, Pak Pikun?”
PAK
PIKUN :”Dia
mencuri lagi, Bu!”
Ibu
:”Kamu mencuri, Jidul?”
(Jidul ber-ah-uh, semakin bingung dan takut.)
Pak Pikun :”Tadi saya mandi. Lalu arloji saya tertinggal di kamar mandi. Lalu dia masuk, entah
mengapa tidak ada lagi arloji saya.”
Ibu :”O, arloji Pak Pikun dicuri?”
Pak
Pikun :”Jelas dicurinya! Kamu ngaku saja Jidul!”
(Jidul ber-ah-uh, menjelaskan ketidaktahuannya.)
Pak
Pikun :”Minta ku pukul?”
Ibu
:”sabar, Pak Pikun!”
Pak
Pikun :”Kamu baru ngaku
kalau dipukul? Sini!”
(Mau memukul si Jidul).”
(Kemudian Jidul loncat, lari ke luar dikejar oleh
Pak Pikun)
Ibu :”Sabar Pak Pikun! Diperiksa dulu.”
(Kemudian Tritis, anak majikan Pak Pikun
muncul membawa buku.)
Tritis
:”Uh,
Pagi-pagi sudah mencuri.”
Ibu
:”Belum jelas, Tritis!”
Tritis
:”Apa ibu lupa, Dia kan dulu ketahuan mencuri ayam kita?”
Ibu :”Ya, memang, Itu karena ia kelaparan.
Tetapi, belum tentu dia mengambil arloji Pak Pikun. Mungkin masih ada di kamar mandi atau mungkin di dekat jemuran.. Mari kita mencarinya!
(Bersama Tritis melangkah ke luar, tetapi kemudian terhenti)
(Diluar terlihat Pak Pikun berhasil menangkap
dan mencengkram Jidul.)
Pak
Pikun :”Mau, lari ke mana? Ku
pukul kamu sekarang!”
Ibu :”Tunggu dulu!”
Pak
Pikun :”Anak ini harus saya ajar biar kapok”
Ibu :”Tunggu dulu, mungkin Pak Pikun lupa!:”
Pak
Pikun :”Saya yakin ini pencurinya.”
Tritis
:”Eh, Arlojinya di pergelangan tangan Pak Pikun!!!
(Tertawa ngakak).
Ibu :”iya betul!”
(Pak pikun terkejut memandang pergelangan
tangannya. Dengan sangat malu, ia berjalan ke luar diiringi tawa ibu dan
tritis. si jidul pun tertawa-tawa dengan caranya sendiri.)
contoh teks dialog
9out of 10 based on 10 ratings. 9 user reviews.
Terimakasih telah Berkunjung dan Semoga Bermanfaat..
Tetap Update dan Dukung Saya Berbagi dengan
⇧⇧⇧ klik Tombol LIKE DI ATAS ⇧⇧⇧
☺☺☺ TERIMAKASIH ☺☺☺
BACA JUGA !!!!
informasi dalam blog ini sangat bermanfaat, isinya sangat inovatif dan kreatif. saya baru menemukan jawaban dari unek-unek yang selama ini membuat saya bingung. makasih ya informasinya!!
ReplyDeleteijin dipakai buat latihan ya
ReplyDelete