Contoh teks anekdot yang singkat dan benar
Ditahun pemilu ini, berita seputar partai politik, kampanye,
dan isu capres cawapres menjadi bahan perbincangan hangat dan menarik untuk
diikuti oleh semua orang. Ditambah pemberitaan yang terus-menerus oleh media
masa menyebabkan suasana pemilu semakin tak terbendung. Masyarakat pun sangat
antusias mengikuti perkembangan politik di tanah air, salah satunya yaitu
perbincangan mengenai partai yang akan dia coblos di pemilu legislatif.
Fenomena ini terjadi di seluruh elemen masyarakat, bahkan pelajar yang masih
belum memiliki hak untuk nyoblos pun tidak ketinggalan. Di usia yang labil, tak
jarang mereka terlalu fanatik untuk mempertahankan opini bahwa partai mereka
yang paling baik, hal ini sering kali menyebabkan perselisihan diantara mereka.
Pada pagi hari, di dalam kelas di suatu sekolah SMA Negeri, beberapa
siswa sedang terlibat dalam perbincangan mengenai partai politik yang mereka
dukung.
Pada saat kelas mulai ramai, perbincangan dimulai saat Adi
bertanya kepada Budi tentang partai apa yang dia dukung.
Ali: “ Bud di pemilu tahun ini kamu dukung partai apa ?”
Budi: “Aku dukung partai Hanura, karena Hanura berasal dari
hati nurani rakyat” (dengan bangga dan tanpa pikir panjang)
Ali: “ Ngapain dukung Hanura hanura itu kan statusnya HANya
Untuk penggembiRA, yang bagus itu ya partai PKB, islami dan beriman.” (merasa
puas)
Beberapa anak tertawa, dan Dani langsung menanggapi
Dani: “aku engga dukung PKB karena PKB itu partainya Para
Kyai Berkoalisi, mending PAN partai yang amanah dengan rakyat.”
Setangah siswa di kelas tertawa, dan Udin langsung
menanggapi
Udin: “jangan dukung PAN karena PAN itu Perhimpunaan Artis
Nasional, yang cocok itu ya partai PPP.”
Seluruh siswa tertawa, dan Rian yang merupakan anak alim
langsung menanggapi
Rian: “Aku setuju dengan Udin, lebih baik kita milih PPP
karena PPP itu Partai Pilihan Pesantren.”
Seluruh siswa di kelas itu tertawa dan bertepuk tangan.
No comments:
Post a Comment