Sistematis Pencernaan Makanan pada Hewan Ruminansia






Sistem Pencernaan Makanan pada Hewan
Ruminansia
Secara umum, alur proses pencernaan makanan manusia dan
hewan ruminansia (pemamah biak) tidak jauh berbeda. Perbedaannya
hanya terletak pada susunan gigi dan struktur lambungnya saja. Alatalat
pencernaan hewan ruminansia meliputi rongga mulut, esofagus,
lambung, usus halus, usus besar, dan anus.
Makanan masuk pertama kali melalui rongga mulut. Di dalam
rongga mulut, makanan dikunyah oleh gigi dan dicampur dengan air
ludah. Giginya memiliki susunan 16 buah gigi seri yang berfungsi sebagai
penjepit makanan; 12 buah gigi geraham depan (premolar) dan 12
buah gigi geraham belakang (molar) yang berfungsi untuk memamah
makanan. Sementara gigi taringnya sudah dimodifi kasi untuk menggigit
dan memotong tumbuhan. Di antara gigi seri dan gigi geraham
terdapat celah yang disebut diastema. Fungsinya sebagai tempat menjulurkan
lidah saat mengambil tumbuhan atau dedaunan.
Dari rongga mulut, makanan masuk melalui kerongkongan
(esofagus) menuju lambung. Lambung ruminansia seperti sapi dan
kambing berbeda dengan lambung manusia. Lambung ruminansia terbagi
menjadi empat bagian, yakni rumen, retikulum, omasum, dan
abomasum
Saat makanan masuk ke dalam lambung, pertama kali menuju
rumen. Rumen berfungsi untuk menampung makanan sementara. Di
dalamnya terjadi proses pembusukan dan fermentasi oleh enzim selulase
yang dihasilkan oleh bakteri dan protozoa. Bakteri yang berperan
dalam proses fermentasi selulosa menjadi glukosa dan bentuk lainnya
ini berasal bakteri genus Cyptophaga dan Bacterium, sementara
protozoa nya adalah genus Flagellata, seperti Cypromonas subtitis.
Selanjutnya, makanan yang berasal dari rumen akan menuju
retikulum. Pada bagian ini, makanan tersebut dibentuk menjadi gumpalan-
gumpalan kasar yang disebut bolus. Sewaktu beristirahat, hewan
ruminansia seringkali mulutnya mengunyah. Ini dilakukan karena
bolus dari retikulum dikeluarkan kembali menuju rongga mulut. Dari
rongga mulut, makanan masuk kembali menuju omasum dan diteruskan
ke abomasum (perut sebenarnya). Di dalam abomasum, makanan
dicerna seperti halnya pada lambung manusia yakni secara kimiawi.
Setelah dicerna dalam abomasum, makanan menuju usus halus.
Di dalam usus halus, sari-sari makanan diserap oleh pembuluh darah
untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Sisa pencernaan makanannya diteruskan
menuju rektum yang selanjutnya dibuang melalui anus.
Proses pencernaan hewan ruminansia berbeda dengan hewan memamah
biak yang lain seperti kuda, kelenci, atau marmut. Perbedaannya
terletak pada proses pengunyahan makanan yang tidak dilakukan dua kali.
Selain itu, proses fermentasi selulosanya berlangsung di sekum (usus buntu),
bukan di rumen. Sementara, beberapa hewan pengerat seperti kelinci
memiliki bakteri pengurai selulosa di usus besar, bukan di lambung.

Sistematis Pencernaan Makanan pada Hewan Ruminansia 9out of 10 based on 10 ratings. 9 user reviews.

Terimakasih telah Berkunjung dan Semoga Bermanfaat..


Tetap Update dan Dukung Saya Berbagi dengan
⇧⇧⇧ klik Tombol LIKE DI ATAS ⇧⇧⇧
☺☺☺ TERIMAKASIH ☺☺☺

BACA JUGA !!!!

No comments:

Post a Comment