Berbagai unsur intrinsik dalam drama






Berbagai Unsur intrinsik drama

1. Penokohan
Penokohan/karakter pelaku utama adalah pelukisan karakter/
kepribadian pelaku utama. Dalam penokohan dikenal karakter para
pelaku sebagai protagonis, yaitu pembawa ide pokok atau dasar yang
merupakan pusat cerita. Penokohan lain adalah tokoh antagonis, yaitu
penentang ide pokok yang menimbulkan ketegangan.
Selanjutnya,
ada tokoh trigonis, yaitu penengah serta pendamai dua pihak dan
tokoh ini sebagai penyelesai ketegangan. Munculnya karakter dari
tiap tokoh memunculkan konflik yang merangkai jalan cerita.
Pada teks drama "Bunga Rumah Makan" tersebut, tokoh terdiri
atas Sudarma, Pengemis, dan Ani. Ani bersikap tegas dan hatihati.
Ia tidak pernah percaya pada omongan orang, kecuali orang
itu membuktikan omongannya. Hal ini terbukti ketika pengemis
masuk ke rumah dan hendak mengambil makanan. Ani diperkirakan
masih muda dengan adanya ucapan "nona" dari pengemis. Hal ini
dibuktikan oleh teks berikut.
Pengemis : Ampun Nona, ampun ....
Pengemis : ... Nona, sejak kemarin saya belum makan.
Pengemis : Terima kasih Nona, moga-moga Nona panjang
umur..
2. Alur Cerita/Plot
Plot/jalan cerita adalah rangkaian kejadian yang dialami oleh
para pelaku cerita, biasanya terdiri atas eksposisi, intrik, klimaks,
antiklimaks, dan konklusi.
1. Eksposisi/introduksi merupakan pergerakan terhadap konflik
melalui dialog-dialog pelaku.
2. Intrik merupakan persentuhan konflik atau keadaan mulai
tegang.
3. Klimaks merupakan pergumulan konflik atau ketegangan yang
telah mencapai puncaknya dalam cerita.
4. Antiklimaks merupakan konflik mulai menurun atau masalah
dapat diselesaikan.
5. Konklusi merupakan akhir peristiwa atau penentuan terhadap
nasib pelaku utama.
Konflik di dalam adegan 3 tersebut terjadi ketika peristiwa
masuknya pengemis. Pengemis ketahuan hendak mengambil sesuatu
dari dalam lemari makanan. Ani, pengemis, dan kemudian datang
Sudarma yang membangun percakapan tersebut. Intinya, konflik
mereda ketika Ani memberikan uang kepada pengemis, bahkan
mengusir pengemis itu.
3. Latar Cerita
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah latar yang ada pada drama.
Latar mempengaruhi jalannya cerita, bahkan watak tokoh. Peran latar
inilah yang membuat sebuah drama mempunyai
karakteristik sendiri.
Latar ini dapat berwujud latar tempat maupun latar waktu.
Latar dalam adegan 3 tersebut dijelaskan sejak awal cerita,
seperti berikut.
Panggung merupakan ruangan rumah makan, dialati oleh tiga stel
kursi untuk tamu, lemari tempat minuman, rak kaca tempat kuekue,
meja tulis beserta telepon, radio dan lemari es.
Latar tersebut menunjukkan status sosial keluarga Ani. Melihat
data yang ada di dalam teks, keluarga Ani termasuk
keluarga mapan
secara ekonomi.
4. Tema
Sebuah drama, seperti karya sastra lainnya memiliki unsur tema.
Unsur tema dapat ditemukan dengan mengikuti keseluruhan cerita
yang ada dalam drama tersebut. Tema dalam drama pada akhirnya
akan berhubungan dengan nilai-nilai (pesan yang terkandung dalam
cerita drama). Nilai-nilai ini dapat diambil untuk kehidupan kita
sehari-hari.
Tema yang paling menonjol di dalam teks drama tersebut adalah
kisah tentang perbedaan/status sosial manusia yang dibedakan atas
sebutan kaya dan miskin. Pesan bahwa ada jurang antara si kaya
dan si miskin tersurat dalam teks drama tersebut, yaitu pada ucapan
Sudarma, "Tak perlu. Pemalas biar mati kelaparan!"
Kaitan isi drama tersebut dengan kehidupan sehari-hari,
memang, ada dan nyata. Ada yang kaya dan juga yang miskin. Orang
kaya bergerak leluasa dan sangat sibuk, sedangkan orang miskin
selalu saja tertindas dan dicurigai, bahkan dihina.


Berbagai unsur intrinsik dalam drama 9out of 10 based on 10 ratings. 9 user reviews.

Terimakasih telah Berkunjung dan Semoga Bermanfaat..


Tetap Update dan Dukung Saya Berbagi dengan
⇧⇧⇧ klik Tombol LIKE DI ATAS ⇧⇧⇧
☺☺☺ TERIMAKASIH ☺☺☺

BACA JUGA !!!!

No comments:

Post a Comment