PERISTIWA-PERISTIWA SEKITAR PROKLAMASI
KEMERDEKAAN 17 AGUSTUS 1945
1. Peristiwa-peristiwa Menjelang Proklamasi Kemerdekaan
Adapun
peristiwa-peristiwa yang terjadi menjelang
Proklamasi
Kemerdekaan antara lain:
a.
Jepang menyerah kepada Sekutu
Akibat
pengeboman Kota Hiroshima dan Nagasaki oleh
Amerika
mengakibatkan Jepang kehilangan kekuatan, sehingga
Jepang
menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada tanggal 14
Agustus
1945.
Pada
pertemuan di Saigon (Vietnam) tanggal 11 Agustus 1945
pukul
11.40 waktu setempat kepada para pemimpin bangsa Indonesia
(Ir.
Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Dr. Radjiman Wediodiningrat),
Jenderal
Besar Terauchi menyampaikan hal-hal
berikut.
1)
Pemerintah Jepang memutuskan memberikan kemerdekaan
kepada
bangsa Indonesia.
2)
Untuk melaksanakan kemerdekaan dibentuk PPKI sebagai
pengganti
BPUPKI.
3)
Pelaksanaan kemerdekaan segera dilakukan setelah persiapan
selesai
dilakukan dan secara berangsur-angsur dari Pulau Jawa,
baru
disusul oleh pulau lainnya.
4)
Wilayah Indonesia akan meliputi seluruh bekas wilayah Hindia
Belanda.
5)
Pada tanggal 7 Agustus 1945 diumumkan pembentukan Panitia
Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau Docuritsu
Junbi
Inkai. PPKI diketuai Ir. Soekarno dan wakil ketuanya
Drs.
Moh. Hatta.
b.
Peristiwa Rengasdengklok
Setelah
mendengar berita Jepang menyerah kepada Sekutu,
bangsa
Indonesia mempersiapkan dirinya untuk merdeka. Waktu
yang
singkat itu dimanfaatkan sebaik-baiknya. Perundinganperundingan
diadakan
di antara para pemuda dengan tokoh-tokoh
tua,
maupun di antara para pemuda sendiri. Walaupun demikian, di
antara
tokoh pemuda dengan golongan tua sering terjadi perbedaan
pendapat,
akibatnya terjadilah “Peristiwa Rengasdengklok”.
Pada
tanggal 16 Agustus pukul 04.00 WIB, Bung Hatta dan
Bung
Karno beserta Ibu Fatmawati dan Guntur Soekarno Poetra
dibawa pemuda ke Rengasdengklok, kota
kawedanan di pantai
utara Kabupaten
Karawang, tempat kedudukan cudan (kompi)
tentara
Peta. Tujuan peristiwa ini dilatarbelakangi oleh keinginan
pemuda yang
mendesak golongan tua untuk segera memproklamirkan
kemerdekaan
Indonesia. Pemuda membawa Bung Karno
dan Bung
Hatta ke Rengasdengklok agar tidak terpengaruh oleh
Jepang.
Setelah melalui perdebatan dan di tengah-tengahi Ahmad
Soebardjo,
menjelang malam hari, kedua tokoh itu akhirnya kembali
ke Jakarta.
Rombongan
Soekarno–Hatta sampai di Jakarta pada pukul
23.30 waktu
Jawa zaman Jepang (pukul 23.00 WIB). Soekarno
Hatta
setelah singgah di rumah masing masing, kemudian bersama
rombongan
lainnya menuju rumah Laksamana Maeda di Jalan
Imam Bonjol
No. 1 Jakarta. (tempat Ahmad Soebardjo bekerja)
untuk
merumuskan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Malam itu
juga segera diadakan musyawarah. Tokoh tokoh yang
hadir saat
itu ialah Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta, Ahmad
Soebardjo,
para anggota PPKI, dan para tokoh pemuda, seperti
Sukarni,
Sayuti Melik, B.M. Diah, dan Sudiro. Tokoh-tokoh yang
merumuskan
teks proklamasi berada di ruang makan. Adapun tokoh
yang menulis
teks proklamasi adalah Ir. Soekarno, sedangkan Drs.
Mohammad
Hatta dan Ahmad Soebardjo turut mengemukakan
ide-idenya
secara lisan.
Perumusan
teks proklamasi sampai dengan penandatanganannya
baru selesai
pukul 04.00 WIB pagi hari, tanggal 17
Agustus
1945. Pada saat itu juga telah diputuskan bahwa teks
proklamasi
akan dibacakan di halaman rumah Ir. Soekarno di Jalan
Pegangsaan
Timur 56 Jakarta pada pagi hari pukul 10.00 WIB.
2. Pernyataan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Pelaksanaan
pembacaan naskah Proklamasi Kemerdekaan
dilaksanakan
pada hari Jum’at tanggal 17 Agustus 1945. Sejak
pagi telah
dilakukan persiapan di rumah Ir. Soekarno, untuk
menyambut
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Banyak tokoh
pergerakan
nasional beserta rakyat berkumpul di tempat itu.
Mereka ingin
menyaksikan pembacaan teks Proklamasi
Kemerdekaan
Indonesia.
Sesuai
kesepakatan yang diambil di rumah Laksamana Maeda,
para tokoh
Indonesia menjelang pukul 10.30 waktu Jawa zaman
Jepang atau
10.00 WIB telah berdatangan ke rumah Ir. Soekarno.
Mereka hadir
untuk menjadi saksi pembacaan teks Proklamasi
Kemerdekaan
Indonesia.
Acara yang
disusun dalam upacara di kediaman 1r. Soekarno
itu, antara lain sebagai berikut:
a. Pembacaan
teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
b.
Pengibaran bendera Merah Putih.
c. Sambutan
Wali Kota Suwiryo dan dr. Muwardi.
Upacara
proklamasi kemerdekaan berlangsung tanpa
protokol.
Latief Hendraningrat memberi aba-aba siap kepada
seluruh
barisan pemuda. Semua yang hadir berdiri tegak dengan
sikap
sempurna. Suasana menjadi sangat hening. Ir. Soekarno dan
Drs. Moh.
Hatta dipersilakan maju beberapa langkah dari
tempatnya
semula. Ir. Soekarno mendekati mikrofon. Dengan
suaranya
yang mantap, Ir. Soekarno dan didampingi Drs. Moh.
Hatta
membacakan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
PROKLAMASI
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan
Kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l.,
diselenggarakan dengan tjara saksama dan dalam tempo
jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05
Atas nama bangsa Indonesia
Soekarno/Hatta
Sesaat
setelah pembacaan Proklamasi Kemerdekaan dilanjutkan
upacara
pengibaran bendera Merah Putih. Bendera Sang Saka
Merah Putih
itu dijahit oleh Ibu Fatmawati Soekarno. Suhud
mengambil
bendera dari atas baki (nampan) yang telah disediakan
dan
mengibarkannya dengan bantuan Shodanco Latief
Hendraningrat.
Kemudian Sang Merah Putih mulai dinaikkan dan
hadirin yang
datang bersama-sama menyanyikan lagu Indonesia
Raya.
Bendera dinaikkan perlahan-lahan menyesuaikan syair lagu
Indonesia
Raya.
Seusai
pengibaran bendera Merah Putih acara dilanjutkan
sambutan
dari Wali Kota Suwiryo dan dr. Muwardi. Pelaksanaan
upacara
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dihadiri oleh tokoh
tokoh
Indonesia lainnya, seperti Mr. Latuharhary, Ibu Fatmawati,
Sukarni, dr.
Samsi, Ny. S.K. Trimurti, Mr. A.G. Pringgodigdo, dan
Mr. Sujono.
3. Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan 17
Agustus 1945
Sesaat
setelah teks proklamasi kemerdekaan dibacakan,
berita proklamasi disebarluaskan secara cepat oleh segala
lapisan
masyarakat
di sekitar Jakarta, terutama oleh para pemuda. Para
pemuda
menyebarkan berita proklamasi melalui berbagai cara,
antara lain
dengan menyebar pamflet, mengadakan pertemuan,
menulis pada
tembok-tembok.
Teks
proklamasi yang telah dirumuskan pada tanggal 17
Agustus 1945
beberapa saat kemudian berhasil diselundupkan ke
kantor pusat
pemberitaan Jepang, Domei (sekarang Kantor Berita
Antara).
Sekitar pukul 18.30 WIB Wartawan Kantor Berita Domei,
Syahruddin
berhasil menyelundupkan teks proklamasi dan diterima
oleh Kepala
Bagian Radio, Waidan B. Palenewen. Teks proklamasi
tersebut
kemudian diberikan kepada F. Wuz, seorang markonis
kantor
berita tersebut untuk segera diudarakan.
Pucuk pimpinan
tentara Jepang di Jawa segera memerintahkan
untuk
meralat berita proklamasi dan menyatakan sebagai
kekeliruan
agar tidak berdampak luas. Pada tanggal 20 Agustus
1945,
pemancar radio disegel oleh Jepang dan para pegawainya
dilarang
masuk. Meskipun kantor Berita Domei disegel, para
pemuda tidak
kehilangan akal. Mereka membuat pemancar baru
dengan
bantuan teknisi radio, seperti Sukarman, Sutamto
Susiloharjo,
dan Suhandar. Alat pemancar radio yang diambil dari
Kantor
Berita Domei sebagian dibawa ke rumah Waidan B.
Palenewen
dan sebagian ke Menteng 31. Di Menteng 31 itulah
para pemuda
merakit pemancar radio baru dengan kode panggilan
WK 1. Dari
pemancar radio inilah, berita proklamasi terus disiarkan.
Tokoh-tokoh
Indonesia yang bekerja di stasiun radio milik
Jepang dan
berjasa menyebarkan berita proklamasi, antara lain
Maladi,
Yusuf Ronodipuro, Sakti Alamsyah, dan Suryodipuro. Maladi
kemudian
memprakarsai pendirian Radio Republik Indonesia pada
tanggal 11
September 1945.
Berita
proklamasi kemerdekaan Indonesia juga disebarkan
melalui
beberapa surat kabar. Harian Soeara Asia di Surabaya
adalah koran
pertama yang menyiarkan berita proklamasi. Para
pemuda yang
berjuang lewat pers, antara lain B.M. Diah, Sukarjo
Wiryopranoto,
lwa Kusumasumantri, Ki Hajar Dewantara, Otto
Iskandardinata,
G.S.S.J. Ratulangi, Adam Malik, Sayuti Melik, Sutan
Syahrir,
Madikin Wonohito, Sumanang SM, Manai Sophian, dan
Ali Hasyim.
Pihak
pemerintah Republik Indonesia juga menugaskan
kepada para
gubernur yang telah dilantik pada tanggal 2 September
1945 untuk
segera kembali ke tempat tugasnya masing masing
guna
menyebarluaskan berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
di
wilayahnya. Tokoh tokoh tersebut, antara lain sebagai berikut.
a. Teuku
Mohammad Hasan untuk daerah Sumatra.
b.
Sam Ratulangi untuk daerah Sulawesi.
c. Ktut
Pudja untuk daerah Nusa Tenggara.
d.
Ir. Mohammad Noor untuk daerah Kalimantan.
Peristiwa Menjelang Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia
9out of 10 based on 10 ratings. 9 user reviews.
Terimakasih telah Berkunjung dan Semoga Bermanfaat..
Tetap Update dan Dukung Saya Berbagi dengan
⇧⇧⇧ klik Tombol LIKE DI ATAS ⇧⇧⇧
☺☺☺ TERIMAKASIH ☺☺☺
BACA JUGA !!!!
informasi dalam blog ini sangat bermanfaat, isinya sangat inovatif dan kreatif. saya baru menemukan jawaban dari unek-unek yang selama ini membuat saya bingung. makasih ya informasinya!!
ReplyDeleteartikelnya lengkap.... sangat pas jadi bacaan untuk mengenang para pejuang kita terdahulu
ReplyDeleteArtikel ini bermanfaat bagi saya, karena dengan artikel ini , saya dapat mengerjakan pr saya. terima kasih klinik tong fang,,, salam COLI
ReplyDeletekepanjangen -_-
ReplyDeleteLengkap buat PR ! :D
ReplyDeleteTerimakasih sangat membantu
ReplyDeleteSangat membantu mengerjakan pr saya! Thankyou
ReplyDelete