Pengertian dan Contoh Paragraf Eksposisi yang Benar





Dalam karangan eksposisi,
sesuatu dipaparkan dengan runtut sehingga masalahnya menjadi jelas.
Tujuan karangan ini adalah memberi informasi/penjelasan kepada pembaca
dengan cara mengembangkan gagasan.
Saat Anda menulis paragraf eksposisi, ada beberapa hal yang
harus diperhatikan, yakni sebagai berikut.
1. Anda dapat mendaftar topik-topik yang kiranya menarik untuk Anda
kembangkan.
2. Menyusun kerangka karangan untuk memudahkan Anda
mengembangkan pokok-pokok pikiran. Berikut ini adalah contoh
kerangka ekspositoris.

Judul: Mengenal Penyakit Flu Burung
Kerangka karangan:
1. Pengertian flu burung
2. Definisi kasus flu burung
a. kasus suspect
b. kasus probable
c. kasus kompermasi
3. Gejala klinis
4. Penyebab penyakit (etiologi)
5. Penyebab flu burung terkini
6. Masa inkubasi
7. Upaya pencegahan
Berikut ini adalah contoh karangan yang menggunakan pola
pengembangan eksposisi.

Mengenal Penyakit Flu Burung

Flu burung adalah suatu penyakit menular yang
disebabkan oleh virus influenza yang ditularkan
oleh unggas yang dapat menyerang manusia. Nama
lain dari penyakit ini antara lain avian influenza.
Adapun definisi dari berbagai kasusnya adalah
sebagai berikut.
1. Kasus Suspect
Kasus suspect adalah kasus seseorang yang
menderita ISPA dengan gejala demam (temperatur
38°C), batuk dan atau sakit tenggorokan dan
atau beringus serta dengan salah satu keadaan.
Hal ini terjadi biasanya karena seminggu terakhir
mengunjungi peternakan yang sedang berjangkit
flu burung. Kemudian, orang tersebut kontak
dengan virus flu burung yang dalam masa penularan.
Hal lainnya jika orang yang bekerja pada suatu
laboratorium dan sedang memproses spesimen
manusia atau binatang yang dicurigai menderita flu
burung.
2. Kasus Probable
Kasus probable adalah kasus suspect disertai
salah satu keadaan bukti laboratorium terbatas
yang mengarah kepada virus influenza A (H5N1).
Misalnya, test HI yang menggunakan antigen H5N1
dalam waktu singkat berlanjut menjadi pneumonial
gagal pernapasan atau meninggal dan terbukti tidak
adanya penyebab lain.
3. Kasus Kompermasi
Kasus kompermasi adalah kasus suspect atau
probable didukung oleh salah satu hasil pemeriksaan
laboratorium. Dalam hal ini, kultur virus influenza
H5N1 positif PCR influenza (H5) positif. Selain
itu, terjadi peningkatan titer antibody H5 sebesar
empat kali.
Selanjutnya, gejala klinis yang ditemui seperti
gejala flu pada umumnya, yaitu; demam, sakit
tenggorokan, batuk, beringus, nyeri otot, sakit kepala,
dan lemas. Dalam waktu singkat, penyakit ini dapat
menjadi lebih berat berupa peradangan di paru-paru
(pneumonia). Apabila tidak dilakukan tatalaksana
dengan baik, dapat menyebabkan kematian.
Etiologi (penyebab penyakit) flu burung adalah
virus influenza. Adapun sifat virus ini, yaitu dapat
bertahan hidup di air sampai 4 hari pada suhu 22°C
dan lebih dari 30 hari pada 0°C. Adapun di dalam
tinja unggas dan dalam tubuh unggas yang sakit dapat
bertahan lebih lama, tetapi mati pada pemanasan 60°C
selama 30 menit.
Virus penyebab flu burung dikenal beberapa tipe
virus influenza, yaitu; tipe A, tipe B dan tipe C. Virus
influenza tipe A terdiri atas beberapa turunan (strain),
yaitu: H1N 1, H3N2, H5N1, H7N7, H9N2, dan lain-lain.
Saat ini, penyebab flu burung adalah Highly
Pothogenic Avian Influenza Virus, strain H5N1
(H=hemagglutinin; N= neuraminidase). Hasil studi
yang ada menunjukkan bahwa unggas yang sakit
mengeluarkan virus influenza A (H5N1) dengan
jumlah besar dalam kotorannya. Virus Inluenza A
(H5N1) merupakan penyebab wabah flu burung
pada unggas. Secara umum, virus flu burung tidak
menyerang manusia, namun beberapa tipe tertentu
dapat mengalami mutasi lebih ganas dan menyerang
manusia.
Masa inkubasi virus influenza bervariasi antara
1–7 hari. Penularan Flu burung (H5N1) pada
unggas terjadi secara cepat dengan kematian tinggi.
Penyebaran penyakit ini terjadi di antara populasi
unggas satu peternakan, bahkan, dapat menyebar
dari satu pertenakan ke peternakan daerah lain.
Adapun penularan penyakit ini kepada manusia
adalah melalui udara yang tercemar virus tersebut,
baik yang berasal dari tinja atau sekreta unggas
terserang flu burung. Orang yang memiliki resiko
besar untuk terserang flu burung (H5N1) ini adalah
pekerja peternakan unggas, penjual, dan penjamah
unggas. Hal lain, belum ada bukti terjadi penularan
dari manusia ke manusia. Selain itu, belum ada bukti
adanya penularan pada manusia melalui daging
unggas yang dikonsumsi.
Upaya pencegahan penularan dilakukan dengan
cara menghindari bahan yang terkontaminasi tinja dan
sekret unggas, dengan tindakan sebagai berikut.
- Setiap orang yang berhubungan dengan bahan
yang berasal dari saluran cerna unggas harus
menggunakan pelindung (masker atau kacamata
renang).
- Bahan yang berasal dari saluran cerna unggas
seperti tinja harus ditatalaksana dengan baik
(ditanam/dibakar) agar tidak menjadi sumber
penularan bagi orang di sekitarnya.
- Alat-alat yang dipergunakan dalam peternakan
harus dicuci dengan desinfektan.
- Kandang dan tinja tidak boleh dikeluarkan dari
lokasi peternakan.
- Mengonsumsi daging ayam yang telah dimasak
pada suhu 80 °C selama 1 menit. Dalam hal ini,
telur unggas perlu dipanaskan pada suhu 64 °C
selama 5 menit.
- Melaksanakan kebersihan lingkungan.
- Menjaga kebersihan diri.

No comments:

Post a Comment